Pages

Kamis, 24 Juli 2014

Catatan Hari Terakhir#KKN28

Seperti segala sesuatu sudah ditentukan dari awal, dan memang semua sudah ditentukan hitungannya oleh Allah. Kurang lebih 40 hari, 13 anak, posko KKN 28, 16 Juni - 22 Juli 2014. Merupakan rentetan angka-angka yang tak akan bisa hilang dari ingatan kami anak Posko #KKN28.

Hari ini purna sudah tugas kami, kewajiban kami untuk mengabdi kepada masyarakat Tumpakdoro. Semuanya berjalan lancar tak ada satupun masalah besar selama 40 hari mengabdi. 40 hari? Memang tidak genap 40 hari dan rasanya pun hanya seperti 4 hari. Cepat, sangat cepat hingga kepulangan hari ini terasa berat bagi kami.

Semalaman kami terjaga hingga malam, saling cerita, saling mengaku, saling menilai kenangan yang diciptakan masing-masing dalam kebersamaan selama #KKN28.
Pada awalnya kami tidak mengenal dekat bahkan benar-benar asing, namun 40 hari saat pulang menjadikan kami saudara, keluarga. Pagi ini masing-masing mengatakan semuanya dan tak ada sesuatu kenangan buruk melainkan canda tawa.

Sahur pun tiba, sahur terakhir di Tumpakdoro untuk ramadhan kali ini. Suara pembangunan sahur remaja yang selalu heboh membuat kami banyak tertawa. Inilah yang akan kami rindukan.

Adzan subuh berkumandang, kami sholat jamaah subuh untuk terakhir kalinya dalam masa tugas #KKN28. Masing-masing kami berdoa dengan takzim dengan penuh kesyukuran atas kenangan tak terlupakan sepanjang masa dari #KKN28.

Selepas subuh kami pun packing barang-barang. Packing selalu terasa berat diawal maupun diakhir sebuah perjalanan. Semuanya bermakna meninggalkan sesuatu dan inilah saatnya kami meninggalkan Tumpakdoro.

Sekitar pukul 07.00 kami sudah bersiap dengan koper masing-masing yang siap diangkut pulang. Beruntung kami mempunyai Kak Dafy yang bisa mengemudikan mobil di jalan se-ekstrim Tumpakdoro sehingga kepulangan kami pagi ini dirasa cukup ringan.

Semuanya sudah berpakaian rapi dan seragam begitu juga Pak Jito sekeluarga. #KKN28 putri membuat inisiatif untuk membuat seragam dari kain sarung yang dijadikan baju dress sehingga kami pun punya seragam yang menambah kesan atas kekompakan kelompok kami.

Sebelum berpamitan kami sempatkan berfoto bersama dengan keluarga Pak Jito yang setelahnya kami duduk bersama di Bale rumah untuk berpamitan. Saat Ibu sukarmi menyampaikan sepatah kata kepada kami, kami pun tak dapat membendung air mata kami. 40 hari membuat kami menjadi bagian dari keluarga Pak Jito. Ucapan terima kasih, permohonan maaf serta doa tulus disampaikan dengan linangan air mata.

Speechless. Kami pun tak banyak bicara karena perpisahan sungguh membuat lidah kami kelu. Di akhir pembicaraan, kami memberikan kenang-kenangan berupa parcel untuk Ibu Sukarmi sekeluarga yang selanjutnya kami izin untuk pergi berpamitan dengan warga sekitar.

Pertama kami mengunjungi rumah Bu Bayan yang sering kami mintai pertimbangan karena tahun lalu ditempati oleh #KKN STAIN Kediri. Kami pun mengatakan hal yang sama, terima kasih atas ilmu yang diberikan dan minta maaf jika ada kesalahan selama berkegiatan di Tumpakdoro.

Pukul 08.30 kami pun berpamitan karena dikejar jadwal pemograman di kampus. Namun tidak semua dari kami turun pagi ini hanya Kak Dafy, Kak Nidya, Kak Khoir, Kak ira, kak Devid, dan Bu Siti saja yang turun pagi, lainnya masih tinggal hingga siang karena masih harus berpamitan ke beberapa rumah seperti Pak Kiai, Bibi Shafiah, Mbah Bayan, dan warga sekitar posko.

Seperti rencana kami untuk mendirikan Taman Baca Masyarakat di Tumpakdoro atas bantuan buku dari teman-teman Blogger Hibah Buku, dihari terakhir ini kami laksanakan apa yang menjadi salah satu program kami karena buku baru sampai dua hari yang lalu.

Sembari kami berpamitan ke rumah Bibi, pemilik TPA As-Shafiah, kami juga membuka Taman Baca Masyarakat Tumpakdoro hari ini. Kami serahkan buku berjumlah 106 buku kepada Bibi untuk selanjutnya digunakan untuk Taman Baca. Terima kasih sebesar-besarnya untuk Kak Anaz dan kawan-kawan Hibah Buku.

Setelahnya kami keliling dibeberapa rumah untuk berpamitan. Ba'da dhuhur, kami berlima yang masih tinggal Kak Tutut, Kak Badriyah, Kak Septi, Kak Ubet dan Kak Deby benar-benar pamitan untuk turun kepada Ibu Sukarmi. Kami pun berpelukan erat dengan keluarga beliau dan berjanji ini bukanlah perpisahan melainkan suatu saat pasti kembali lagi.

40 hari yang mengajarkan banyak hal, 40 hari yang menjadi kepingan mozaik dalam hidup, 40 hari yang menjadikan orang asing menjadi sebuah keluarga besar KKN28. Ini bukan akhir dari cerita #KKN28 namun menjadi sebuah awal dari cerita keluarga #KKN28 yang penuh akan kenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar