Catatan 40 hari #KKN28 Tumpakdoro

Sabtu, 28 Juni 2014

On 16.58 by Unknown in    No comments
Bisa dibilang Jumat ini adalah Jumat paling santai untuk #KKN28. Hanya jadwal biasa seperti ngajar TPA dan Bimbel, tidak seperti kemarin yang full acara dari pagi hingga malam. 

Pagi seperti biasa, menyambut sang mentari yang hari ini bersinar dengan silaunya. Jadwal piket pun berjalan seperti biasanya dengan tugas masak pagi, menyapu halaman rumah, menyapu dalam rumah, cuci piring dan buang sampah. Alhamdulillah, kami mendapat rumah sebagai posko KKN yang keluarganya sangat menjaga kebersihan, jadi kami juga semangat membersihkannya.

Hari ini ada beberapa yang pulang mengambil keperluan, ada yang nyekar dan ada yang rapat dengan kelompok 26 tentang Pondok Ramadhan nanti. Jadi, nanti tanggal 14 - 19 Juli di SD Pamongan II mengadakan pondok Ramadhan dengan kami, anak-anak #KKN26, #KKN27 dan #KKN28 sebagai pengisi materinya. Namun karena ada suatu hal, kelompok #KKN27 mengundurkan diri sebagai panitia, jadilah hanya #KKN26 dan #KKN28 saja yang mengurusi pondok ramadhan di SD Pamongan II. #KKN28 kebagian meng-handle kelas 3,4,5 dengan materi seperti Fiqh, Akidah Akhlaq dan Tentang Puasa.

Hari ini salah dua dari kami (Devid dan Izzud) diminta untuk membantu melipat kertas suara di Kecamatan oleh Pak Bayan. Sebelum berangkat, KKN kami semua diperingatkan jangan sampai ikut urusan politik Capres dan Caewapres.  Sorenya seperti biasa, ada yang mengajar di Masjid Bawah dan Bimbel. Namun di TPA Bibi setiap jumat libur.

Malamnya setelah sholat berjamaah di Masjid kami silaturahmi di rumah Pak Sukirno selaku Kyai di sini untuk bertanya tentang Sejarah Masjid Baiturrohim. Menurut sejarah Masjid Baiturrohim Tumpakdoro sebelum taun 2004 masih berupa Angkringan atau Musholla kecil. Masjid ini didirikan atas swadaya masyarakat sendiri. Ketika bangunan sudah jadi kendalanya adalah tidak adanya jamaah yang datang untuk berjamaah. Penyebabnya, sekitar masjid ini banyak yang memelihara anjing walaupun Islam, atau kasarnya disebut Islam KTP.

Di Tumpakdoro sendiri ada sekitar 200 ekor anjing, dan satu rumah minimal mempunyai 3 anjing. Melihat keadaan ini, Pak Kirno yang menjadi Kyai di Tumpakdoro bertanya kepada sahabatnya dan disarankan untuk membaca ayat kursi sambil 'ngubengi' desa satu minggu sekali. Dari bacaan tersebut anjingnya banyak yang mati dan pergi dari dukuh ini.

Anjuran lainnya adalah dengan silaturahmi ke sesama warga sehingga tahun 2006 Masjid mulai ramai orang-orang hingga sekarang. Nilai kekeluargaan di Tumpakdoro memang sangat begitu erat karena silaturahmi yang terus dijaga dari dulu hingga sekarang. Setelah Masjid sepenuhnya jadi, Pak Kirno sowan ke Kyai Ashari Pondok Maesan tanya untuk nama masjid, oleh Kiyai Ashari diberi nama Baiturrohim.
 
Hari ini mendapat cerita yang luar biasa walaupun hari ini disebut jumat santai. #KKN28, setiap hari luar biasa!!

0 komentar:

Posting Komentar