Catatan 40 hari #KKN28 Tumpakdoro

Sabtu, 12 Juli 2014

On 04.34 by Unknown in    No comments

Agendanya yang #KKN28 lakukan hari ini adalah agenda yang sudah kami diskusikan dan rencanakan sejak lama. Sebuah agenda untuk ber-silaturahmi ke kelompok KKN lain di suatu daerah dan hari ini rencananya kami akan berkunjung ke Banyakan, namun dengan pertimbangan jauh dan banyaknya agenda jadilah kami bersilaturahmi ke kelompok KKN di Ngetrep, sebelah selatan Mojo.

Sekitar pukul 07.00 kami bersiap walaupun sudah mulai bersiap-siap sedari pagi namun kami tetap saja berangkat sekitar pukul 08.00 ber-tiga-belas. Posko pertama yang kami datangi adalah posko 29 di daerah Ngetrep bagian bawah. Di Ngetrep ini ada Makam Auliyak Gus Miek Pondok Ploso dan kemarin kami melewati kawasan makam Gus Miek untuk sampai di Posko KKN Ngetrep.

Posko #KKN29 terletak sejalur dengan Makam Gus Miek di dusun Njajar, beda dengan posko lain yang harus belok kanan dari jalan utama kawasan makam Gus Miek.
Posko #KKN29 pagi ini sepi, hanya beberapa orang saja yang tinggal di posko karena semuanya ke Masjid untuk tadarus. Kami pun berbincang sebentar dan bertanya tentang agenda-agenda #KKN29. Dari posko #KKN29 kami dikasih krecek krupuk yang setengahnya kami memaksa untuk dikasih kreceknya, namun KKN memang mengajari kami semua The Value of Giving.

Posko #KKN30 berada di dusun Bangsri, Ngetrep. Posko paling terpencil dari posko lain di Ngetrep. Masuk ke jalan menuju posko #KKN30 Bangsri kami disuguhi pemandangan luar biasa lain selain yang kami lihat sehari-hari di Tumpakdoro. Pegunungan selalu menyajikan pemandangan berbeda disetiap gundukannya. Secara geologis, kontur tinggi tanah Tumpakdoro dan Ngetrep berbeda. Ngetrep lebih landai daripada Tumpakdoro sehingga untuk masalah dingin, masih sangat dingin Tumpakdoro.

Bisa dibilang posko #KKN30 adalah posko yang paling terpencil dari posko lainnya di daerah Ngetrep karena tempatnya yang harus masuk jalan yang kecil untuk sampai di posko. Untuk masalah air, posko #KKN30 ini lumayan miris karena mereka harus rela untuk tidak mandi dua hari karena tidak ada air. Walaupun dibawah rumah posko #KKN30 ada sungai kecil yang mengalir namun airnya kotor dan sedikit. Kalau di #KKN28 air melimpah namun jarang mandi karena dingin, di #KKN30 jarang mandi karena air yang susah. Sungguh perbedaan yang mencengangkan.

Posko #KKN31 dusun Joho, Ngetrep. Posko paling strategis seperti villa. Dari kamar putri dapat terlihat jelas hutan jati yang merangas kering karena jendelanya yang besar serasa tidur di dalam hutan. Posko ini yang paling strategis letaknya dan nyaman menurut kami, namun greget KKN-nya jadi tak terlalu terasa.

Posko #KKN32 berada di dusun Cumpleng, Ngetrep. Posko paling terpencil dibanding posko lain karena tempatnya jauh masuk ke dalam dan jauh dari jalan raya. Semua bilang posko ini adalah posko yang paling susah ditempuh diantara posko-posko di Ngetrep. Walaupun begitu masih lebih susah akses jalan menuju Tumpakdoro.

Posko #KKN32 terletak di perbukitan sebelah utara perbukitan posko #KKN33 dan #KKN34. Kalau posko #KKN Pamongan berada disatu garis jalan raya hingga puncak, Posko #KKN Ngetrep menyebar dengan jarak satu posko dan posko lain yang lumayan jauh. Menuju posko #KKN33 dan #KKN34, kami harus melewati jalanan hutan dan persawahan yang panjang. Tidak seperti posko #KKN32 yang walaupun sama melewati hutan dan sawah dengan jalan kecil, kalau posko #KKN33 dan #KKN34 jalannya sudah jalan raya.

Posko #KKN33 berada di desa Ngetrep untuk #KKN34 berada di satu jalan dan merupakan dusun terakhir dari Ngetrep yakni Tumpak Pelem. Ada suatu peraturan khusus yang dibuat DPL #KKN33 dan #KKN34 yakni peserta KKN putra dan putri tidak boleh berada dalam satu rumah, jadilah mereka menyewa masing-masing dua rumah. Saat berada di posko #KKN34 kami bertemu dengan teman lain dari semua posko #KKN Pamongan (#KKN23, 24, 24, 26) yang perwakilannya juga melakukan silaturahmi kesana.

Waktu dhuhur tiba, rencana awal kami ingin sholat di #KKN34, namun kami sholat dhuhur di rumah karena 01.30 kami harus bersiap untuk mengajar di TPA As-Syafiah. Sore seperti biasa, kami habiskan dengan mengajar TPA dan tadarus sebagai ngabuburit kami.

Hari ini kami masak besar karena salah satu dari kami baru saja mendapat rejeki, jadilah menu kami hari ini full Ayam. Untuk berbuka kami memasak Sop Ayam Buncis dan Sahur Ayam Bumbu Bali.

Malam ini kami memutuskan untuk tarawih di rumah semua, untuk latihan teman kami yang bertugas untuk meng-imam-i sholat tarawih di Masjid besok, Izzud. Setelah tarawih kami evaluasi seperti biasa dan membahas beberapa agenda yang akan kami lakukan dekat-dekat hari yang salah satunya buka bersama saat kami turun tanggal 8-9 Juli untuk Pemilu, agenda Sie Kemasyarakatan untuk Demo Masak, dan Sie Keagamaan untuk mengadakan sebuah kegiatan agama saat perpisahan nanti. Today we fully alive to give some beneficials to other.

0 komentar:

Posting Komentar