Catatan 40 hari #KKN28 Tumpakdoro

Senin, 15 September 2014

"Dengan membaca maka kalian akan membuka satu lembar kecil dari luasnya pengetahuan dunia, buku-buku ini akan mengantarkan kalian melihat dunia itu dari atas Wilis sini, Tumpakdoro.."

Kalimat pembuka diatas seperti memberikan sebuah pesan atas alasan kami #KKN28 mendirikan Taman Baca Masyarakat kecil di atas lereng Wilis di dukuh Tumpakdoro.

Semuanya bukan tanpa alasan dan bukan tanpa sebuah api penyulut yang memberanikan kami mendirikan TBM Tumpakdoro ini.

Semuanya berawal dari sebuah acara peringatan Hari Buku Nasional oleh Blogger Hibah Buku sekitar mei lalu di Kepung Kelud. Kebetulan salah satu anggota #KKN28 (Kak Tutut) ikut serta dalam acara Harbuknas 2014 yang menjadi salah satu perwakilan dari Blogger Kediri.
Saat acara selesai, Blogger Kediri diberi mandat untuk mendistribusikan buku sisa ke Sekolah Dasar yang ada di Kediri.

Dua kerdus buku itulah yang membuat Kak Tutut terinspirasi untuk mendirikan Taman Baca di posko #KKN28 yang akhirnya dimasukkan dalam program kerja #KKN28. Ketika meminta ijin memakai buku-buku dari Hibah Buku, salah satu volunteer Hibah Buku, Kak Anazkia, malah menyambut dengan antusias dan malah berencana untuk menambah buku senilai satu juta dari Blogger Hibah Buku.

Seperti gayung bersambut, jadilah Taman Baca Masyarakat Tumpakdoro yang sederhana berdiri di rumah Posko #KKN28.

Selama 40 hari pengabdian, kami menyaksikan sendiri betapa anak-anak Tumpakdoro menunjukkan semangat belajar yang sangat tinggi dengan selalu datang untuk Bimbel di Posko dan menyandingkan buku didekat mereka untuk dibaca. Walau belum semua anak Tumpakdoro bisa membaca lancar namun usaha mereka untuk membaca kadang membuat kami terkikih.

Detik-detik sebelum kepulangan kami, sekardus paketan dari Blogger Hibah Buku pun sampai. Kami langsung 'sok-sok-an' mengarsipkan nomor buku yang kami memberinya nomer sendiri ke dalam buku besar.

Terhitung 100an buku untuk awal Taman Baca Masyarakat Tumpakdoro.
Buku-buku yang tersedia kebanyakan adalah cerita anak-anak inspiratif, buku-buku kartun sains, kartun yang sedang booming di TV dan lain-lain.
Kami #KKN28 pun membuat papan nama sederhana di depan TPA As-Shafiah yang menjadi pilihan kami untuk mendirikan Taman Baca Tumpakdoro.

Sebelum pulang, kami pun banyak berpesan kepada anak-anak Tumpakdoro untuk saling membantu menjaga TBM Tumpakdoro dan terus banyak membaca. Kami pun menjanjikan sebuah reward bagi anak yang rajin membaca di TBM Tumpakdoro yang akan kami berikan saat ada kesempatan untuk naik gunung kembali.

Cerita singkat namun insyaAllah bermanfaat.
Satu lagi oase ilmu berdiri di atas lereng pengunungan Wilis yang indah, di Tumpakdoro.

Kamis, 24 Juli 2014

On 17.06 by Unknown in    No comments

Seperti segala sesuatu sudah ditentukan dari awal, dan memang semua sudah ditentukan hitungannya oleh Allah. Kurang lebih 40 hari, 13 anak, posko KKN 28, 16 Juni - 22 Juli 2014. Merupakan rentetan angka-angka yang tak akan bisa hilang dari ingatan kami anak Posko #KKN28.

Hari ini purna sudah tugas kami, kewajiban kami untuk mengabdi kepada masyarakat Tumpakdoro. Semuanya berjalan lancar tak ada satupun masalah besar selama 40 hari mengabdi. 40 hari? Memang tidak genap 40 hari dan rasanya pun hanya seperti 4 hari. Cepat, sangat cepat hingga kepulangan hari ini terasa berat bagi kami.

Semalaman kami terjaga hingga malam, saling cerita, saling mengaku, saling menilai kenangan yang diciptakan masing-masing dalam kebersamaan selama #KKN28.
Pada awalnya kami tidak mengenal dekat bahkan benar-benar asing, namun 40 hari saat pulang menjadikan kami saudara, keluarga. Pagi ini masing-masing mengatakan semuanya dan tak ada sesuatu kenangan buruk melainkan canda tawa.

Sahur pun tiba, sahur terakhir di Tumpakdoro untuk ramadhan kali ini. Suara pembangunan sahur remaja yang selalu heboh membuat kami banyak tertawa. Inilah yang akan kami rindukan.

Adzan subuh berkumandang, kami sholat jamaah subuh untuk terakhir kalinya dalam masa tugas #KKN28. Masing-masing kami berdoa dengan takzim dengan penuh kesyukuran atas kenangan tak terlupakan sepanjang masa dari #KKN28.

Selepas subuh kami pun packing barang-barang. Packing selalu terasa berat diawal maupun diakhir sebuah perjalanan. Semuanya bermakna meninggalkan sesuatu dan inilah saatnya kami meninggalkan Tumpakdoro.

Sekitar pukul 07.00 kami sudah bersiap dengan koper masing-masing yang siap diangkut pulang. Beruntung kami mempunyai Kak Dafy yang bisa mengemudikan mobil di jalan se-ekstrim Tumpakdoro sehingga kepulangan kami pagi ini dirasa cukup ringan.

Semuanya sudah berpakaian rapi dan seragam begitu juga Pak Jito sekeluarga. #KKN28 putri membuat inisiatif untuk membuat seragam dari kain sarung yang dijadikan baju dress sehingga kami pun punya seragam yang menambah kesan atas kekompakan kelompok kami.

Sebelum berpamitan kami sempatkan berfoto bersama dengan keluarga Pak Jito yang setelahnya kami duduk bersama di Bale rumah untuk berpamitan. Saat Ibu sukarmi menyampaikan sepatah kata kepada kami, kami pun tak dapat membendung air mata kami. 40 hari membuat kami menjadi bagian dari keluarga Pak Jito. Ucapan terima kasih, permohonan maaf serta doa tulus disampaikan dengan linangan air mata.

Speechless. Kami pun tak banyak bicara karena perpisahan sungguh membuat lidah kami kelu. Di akhir pembicaraan, kami memberikan kenang-kenangan berupa parcel untuk Ibu Sukarmi sekeluarga yang selanjutnya kami izin untuk pergi berpamitan dengan warga sekitar.

Pertama kami mengunjungi rumah Bu Bayan yang sering kami mintai pertimbangan karena tahun lalu ditempati oleh #KKN STAIN Kediri. Kami pun mengatakan hal yang sama, terima kasih atas ilmu yang diberikan dan minta maaf jika ada kesalahan selama berkegiatan di Tumpakdoro.

Pukul 08.30 kami pun berpamitan karena dikejar jadwal pemograman di kampus. Namun tidak semua dari kami turun pagi ini hanya Kak Dafy, Kak Nidya, Kak Khoir, Kak ira, kak Devid, dan Bu Siti saja yang turun pagi, lainnya masih tinggal hingga siang karena masih harus berpamitan ke beberapa rumah seperti Pak Kiai, Bibi Shafiah, Mbah Bayan, dan warga sekitar posko.

Seperti rencana kami untuk mendirikan Taman Baca Masyarakat di Tumpakdoro atas bantuan buku dari teman-teman Blogger Hibah Buku, dihari terakhir ini kami laksanakan apa yang menjadi salah satu program kami karena buku baru sampai dua hari yang lalu.

Sembari kami berpamitan ke rumah Bibi, pemilik TPA As-Shafiah, kami juga membuka Taman Baca Masyarakat Tumpakdoro hari ini. Kami serahkan buku berjumlah 106 buku kepada Bibi untuk selanjutnya digunakan untuk Taman Baca. Terima kasih sebesar-besarnya untuk Kak Anaz dan kawan-kawan Hibah Buku.

Setelahnya kami keliling dibeberapa rumah untuk berpamitan. Ba'da dhuhur, kami berlima yang masih tinggal Kak Tutut, Kak Badriyah, Kak Septi, Kak Ubet dan Kak Deby benar-benar pamitan untuk turun kepada Ibu Sukarmi. Kami pun berpelukan erat dengan keluarga beliau dan berjanji ini bukanlah perpisahan melainkan suatu saat pasti kembali lagi.

40 hari yang mengajarkan banyak hal, 40 hari yang menjadi kepingan mozaik dalam hidup, 40 hari yang menjadikan orang asing menjadi sebuah keluarga besar KKN28. Ini bukan akhir dari cerita #KKN28 namun menjadi sebuah awal dari cerita keluarga #KKN28 yang penuh akan kenangan.

Sabtu, 19 Juli 2014

On 14.18 by Unknown in    No comments

Jumat barokah, jumat pagi ini kami semua sudah berada posko #KKN28 setelah dua hari 'pulang' ke rumah untuk memberikan suara untuk Indonesia. Kamis sore kemarin satu persatu dari kami kembali ke posko dengan cerita masing-masing dukungan untuk calon pemimpin Indonesia dan tentunya oleh-oleh dari rumah masing-masing sehingga jumat hari ini posko #KKN28 penuh dengan makanan.

Jumat pagi ini kami tak banyak kegiatan karena kami bersih-bersih kamar yang kami tinggal selama dua hari ini. Sebelum pulang kami menggulung kasur-kasur kami sehingga hari ini sesiangan kami membersihkan kamar, rumah dan dapur.
Sembari membersihkan kamar kami pun kembali melakukan kegiatan seperti biasa.

Setelah anak putra #KKN28 melaksanakan sholat jumat kami bersiap untuk pergi mengajar TPA di TPA As-Shafiah dan TPA Janur Mushtofa namun mendung yang sedari pagi bergelayut di atas awan tumpakdoro mulai menitikkan airnya. Hujan pun mulai melebat dan kami hanya bisa berdiam di rumah.

Medan yang susah membuat kami tak bisa berkutik karena licinnya jalan dan beceknya jalan setapak. Hujan pun turun dari siang hingga malam hari dan memaksa kami untuk tarawih di rumah. Malam ini imam-nya adalah Kak Daffi yang sekaligus dijadikan ajang latihan mental untuk mengimami di Masjid Baiturrohim.

Setelah tarawih kami melakukan evaluasi singkat karena dinginnya hawa khas hujan. Kami pun tidur diiringi musik alam yakni rintik hujan.

On 14.14 by Unknown in    No comments

#KKN28 untuk Indonesia. Selasa pagi ini kami bersiap pulang untuk memberikan suara kami untuk Indonesia. Packing sudah kami lakukan sedari kemarin, jadi hari ini kami siap untuk berangkat pulang.
Kami pun beres-beres kamar masing-masing yang akan kami tinggal selama beberapa hari sampai kamis sore.

Pukul 09.00 kami sudah bersiap untuk turun gunung namun gerimis menghadang kami pulang. Motor-motor kami sudah siap di depan dan hujan cukup lebat pun turun. Kami jadi tertahan selama setengah jam lamanya. Setelah hujan reda kami turun dengan sangat hati-hati akibat jalannya yang sangat licin dan berbahaya.

Kami pun pulang dengan hati bahagia karena sudah selama beberapa minggu kami meninggalkan rumah masing-masing.
Saat pulang, kami berencana untuk buka bersama di rumah salah satu kawan kami, ubet. Pada awalnya kami merencanakan untuk berbuka di rumah makan, namun karena minimnya dana, singkatnya waktu berbuka dan sholat maghrib, dan mbuletnya kawan-kawan menentukan tempat, membuat kami memutuskan untuk berbuka di rumah salah satu kawan kami. Efisiensi waktu, dana dan tempat, itu yang kami cari.

Siangnya kami membantu orang rumah kak ubet menyiapkan menu buka puasa untuk kami. Bersama-sama selama kurang lebih 3 minggu membuat kami seperti sebuah keluarga. Di mana pun tempatnya, canda tawa tetap ada bersama kami.

Selasa, 15 Juli 2014

On 05.39 by Unknown in    No comments

Orang sering mengatakan istilah Minggu Tenang, rasanya istilah itu sangat tepat untuk menamai hari minggu ini. Walaupun secara makna, istilah minggu tenang bermakna satu minggu yang bebas tak berkegiatan sebelum menghadapi minggu-minggu sibuk dan memang benar satu hari minggu peralihan dari minggu-minggu berkegiatan menuju minggu libur panjang pemilu. Yaa, sesuai mandat dari panitia #KKN STAIN Kediri, seluruh peserta KKN pada tanggal 8-9 Juli diharuskan untuk mengosongkan posko dan libur KKN agar semua mahasiswa dapat berpartisipasi dalam pesta demokrasi pemilihan presiden RI ke tujuh.

Minggu hari ini kegiatannya tetap mulai pagi hingga malam tiba. Tadarus pagi, tadarus siang, mengajar TPA, Bimbel, masak bersama, tarawih dan evaluasi. Di TPA As-Shafiah kami mengatur jadwal mengajar dua kakak secara bergantian, begitu juga di TPA Musholla, dan hari ini jadwalnya Kak Septi dan Kak Tutut mengajar Ro'sun sekaligus pamit beberapa hari untuk pulang nyoblos, karena besok yang mengajar kak Ira dan Kak Nidya. Kakak berdua pun menyampaikan inisiatif agar selama ditinggal pulang mereka tetap belajar dengan berkata, siapa yang hafal Ro'sun dari awal sampai kata terakhir yang diajarkan akan diberi hadiah. Anak-anak TPA As-Syafiah pun semangat dan berjanji akan menghafalkannya.

Saat pulang kami pun foto bersama, namun anak-anak putra yang selalu aktif malah berlarian kesana kemari. Saat kami pulang, kami malah dikejutkan dengan 'mercon' yang mereka bawa dan sengaja dibunyikan di jalan kami pulang. Kami berdua pun mengambil jalan turun yang agak jauh lewat Masjid bersama anak-anak putri lainnya dengan alasan kami 'jalan-jalan sore' namun ternyata anak-anak putra sudah menunggu kami di pertigaan dan siap dengan mercon mereka.

Kami 'diuncali' satu mercon yang otomatis kami berlarian karena takut. Kami tau mereka berbuat seperti itu karena ingin cari perhatian kami dan cerita itu yang bakal dikenang sampai nanti. Kami pun pulang sambil lari karena takut dilempari petasan lagi.

Sorenya kami buka bersama dengan menu sederhana. Minggu tenang hari ini pun tertutup dengan tarawih bersama, tadarus bersama dan evaluasi. Evaluasi malam ini tak membahas banyak hal, hanya membahas bagaimana besok sore untuk pulang.

Minggu ini benar-benar Minggu tenang.

On 00.07 by Unknown in    No comments

Senin yang semangat. Hari ini kami mulai packing padahal baru besok pagi kami turun untuk memberikan satu suara kami untuk Indonesia. Entah kenapa senin hari ini begitu menyenangkan. Mungkin 99% jawaban kami adalah besok pulang, libur panjang, kembali ke rumah setelah kurang lebih 3 minggu berada di peraduan. Hari terasa semakin cepat dan kegiatan pun tak terasa berat untuk dilakukan.

Salah satu rahasia hari-hari Ramadhan di Tumpakdoro adalah puasa tak akan terasa berat karena hawa dingin yang meniadakan rasa haus selama kurang lebih 13 jam berpuasa. Ditambah lagi kegiatan kami yang padat namun dikerjakan dengan penuh canda tawa bersama kawan se-#KKN28 atau dengan anak-anak Tumpakdoro membuat hari sebentar saja maghrib sudah segera tiba.

Hari ini langit memendung yang walaupun siang hari namun kabut sudah turun dengan lebatnya. Inilah suasana yang mungkin tidak kami temukan sebagai anak kota di lembah Gunung Wilis dan Kelud.
Karena siang ini kabut sudah turun, pada tadarus hari ini pun membuat kami harus mengencangkan jaket yang kami pakai dan membuat kami bersedekap dengan erat.

Cuaca di Tumpakdoro memang tidak dapat diprediksi. Seharusnya sekarang sudah masuk musim kemarau namun hujan masih sering mengguyur bumi Tumpakdoro. Seperti yang pernah kami ceritakan sebelumnya, alam Tumpakdoro seperti punya cara tersendiri untuk membuatnya seimbang. Jika pohon-pohon kopi sedang waktunya berbunga, maka hujan pun datang untuk memekarkan bunganya tanpa mengenal musim.

Alam seperti berbicara langsung kepada manusia tentang keseimbangan alam. Hal semacam ini kembalinya hanya kepada Sang Pencipta dan manusia hanya bisa berdecak kagum atas kekuasaan-Nya terhadap hal kecil atas pohon kopi.
Ba'da dhuhur tiba, hujan pun tiba lumayan derasnya.

Saat hujan mereda, salah satu dari kami ada yang turun untuk membeli suatu keperluan, dan ternyata di bawah tidak hujan sama sekali. Inilah rahasia alam Tumpakdoro yang kadang membuat orang 'nggumun' terhadapnya.

Sore pun tiba dan hujan masih mengguyur. Hari ini kami absen mengajar TPA karena hujan. Kalau disini sudah hujan maka jalan akan sangat licin dan sangat becek akibat tanahnya yang merah.

Maghrib tiba dengan hawa dinginnya, kami pun mengucap 'alhamdulillah' atas rejeki yang Allah beri kepada kami. Rejeki atas hujan, rejeki atas apa yang kami makan maghrib ini, rejeki atas apa yang kami bagikan walaupun sederhana.
Hari ini kami bersemangat. Senin semangat untuk Indonesia.

Minggu, 13 Juli 2014

On 04.20 by Unknown in    No comments

Sahur pagi di tumpakdoro yang selalu meriah. Pemuda Tumpakdoro seperti punya cara tersendiri dalam membangunkan warganya untuk sahur. Mereka menabuh drum-drum, kentongan, klintingan sekeras-kerasnya keliling dusun dan menyanyi lagu-lagu anak-anak. Entah kenapa mereka menyanyikan lagu anak-anak seperti cicak di dinding, tiup lilinnya, dan lagu-lagu anak lainnya.

Sahur jadi selalu tepat waktu karena cara membangunkan mereka yang unik.
Hari ini #KKN28 seperti sudah sibuk sedari subuh karena sebuah kabar akan kedatangan DPL ke posko. Karenanya segala persiapan mulai dari penge-check-an laporan yang mungkin akan diperiksa hingga bersih-bersih dilakukan sedari subuh.

Jadwal kami hari ini tetap seperti biasa, tadarus, mengajar bimbel, mengajar TPA, masak, tarawih dan evaluasi. Namun kedatangan DPL hari ini membuat hari ini menjadi sedikit berbeda dari yang biasanya.
Sekitar pukul 07.00 pagi, kami dengan tugas tadarus di masing-masing tempat sudah bersiap berangkat agar jam 10 sudah berada di rumah.

Jadwal #KKN28 Putra hari ini adalah ke Tegil mencari kayu bakar dan #KKN28 Putri tadarus dan bersih-bersih rumah. Sekitar pukul 10.00 DPL kami, Pak Anis Humaidi 'rawuh' bersama Pak Tri Hartanto, salah satu dosen akademik STAIN Kediri yang tertarik mengunjungi Tumpakdoro karena keindahan alamnya.

Karena #KKN28 Putra masih ke Tegil jadilah kami #KKN28 Putri yang menyambut kedatangan beliau berdua. Pak Anis sebagai DPL #KKN28 pun menanyakan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan laporan seperti judul, kegiatan, hambatan dan masalah apa yang kami alami. Kami pun konsultasi judul dan oleh Pak Anis judulnya dirombak menjadi '..'

Disela kami konsultasi dengan DPL, Pak Tri hadir mencairkan suasana dengan menanyakan tentang Tumpakdoro, seperti tempat wisata, cuaca yang dingin, jalannya yang susah, masyarakatnya, dan bagaimana cara kami 'anak-anak kota' bisa hidup di tempat se-terpencil ini. Suasana konsultasi dengan DPL jadi tak menakutkan.
Kurang lebih satu jam-an, beliau berdua pamit untuk melanjutkan perjalanan ke posko #KKN27 di karangdoro.

Sebelum pulang kami pun menceritakan tentang Taman Baca yang kami adakan di posko walaupun buku-bukunya masih terbatas dan masih menunggu kiriman buku dari Blogger Hibah Buku Jakarta. Pak Anis pun menyemangati kami untuk benar-benar membuka Taman Baca Masyarakat di Tumpakdoro dan siap membantu perizinan. Kami pun senang namun juga sedikit terbebani mengingat waktu kami di Tumpakdoro tidak begitu banyak dan agenda kami pun sudah banyak. Namun kami tetap optimis untuk bisa membuka TBM kecil-kecilan untuk masyarakat Tumpakdoro. InsyaAllah. Bismillah.

Sebelum pulang kami pun berfoto bersama dengan Pak Anis dan juga Pak Tri. Sampai beliau berdua akan pulang, anak #KKN28 Putra belum juga kembali dan saat Pak Anis berpamitan, mereka datang 'menyunggi' kayu bakar. Pak Anis pun jadi tertahan sebentar karena mengobrol dengan ketua #KKN28 Kak Deby dan juga Pak Tri yang jadinya mengobrol dengan Kak Tutut membicarakan tentang blog tumpakdoro.blogspot.com.

Selesai berbincang beliau berdua pun benar-benar berpamitan. Siang hari jadwal kami tetap, sebelum mengajar TPA kami tadarus sambil menunggu anak-anak berkumpul di TPA. Sore hari setelah TPA selesai, kami silaturahmi ke rumah Bibi untuk membicarakan tentang TPA di Bibi dan di Masjid. Dari silaturahmi, kami dapat kesimpulan, untuk TPA As-Syafi'ah adalah mengaji Al-Qur'an dan diajari Kitab Ro'sun, Fasholatan dan Tajwid. Untuk TPA Masjid Baiturrohim adalah diajari Baca Tulis Qur'an atau BTQ. Pembagian ini dikarenakan murid di TPA As-Syafi'ah kebanyakan juga ngaji di TPA Masjid, jadi agar semuanya dapat ilmu yang beragam jadilah ada pembagian.

Malamnya kami tarawih yang setelahnya kami evaluasi yang cukup panjang karena dapat banyak masukan baru dari hasil konsultasi dengan DPL hari ini. Terima kasih Pak Anis dan Pak Tri yang sudah mau berkunjung ke posko #KKN28 dan sedikit mengobati kekecewaan kami atas tidak maunya DPL STAIN Kediri untuk naik ke Tumpakdoro.

Sabtu, 12 Juli 2014

On 14.10 by Unknown in    No comments

Jumat Barokah. Semua orang menyebutnya demikian. Pagi ini kami bersiap menjemput kebarokahan jumat dengan menyaksikan sinar matahari pagi dengan sudut yang berbeda. Jika biasanya penulis sendiri yang berlari ke ujung jalan untuk menyaksikan singsingan fajar pagi, namun pagi ini beberapa dari kami bersemangat untuk turun kebawah jalan-jalan pagi ke kelompok 27 untuk menyaksikan sunrise di Karangdoro.

Cukup jauh, lumayan jauh namun kebersamaan dan tekad kami sudah bulat untuk menuju ke sana. Sekitar pukul 05.00 beberapa dari kami berangkat jalan kaki menuju kelompok #KKN27 di Dusun Karangdoro. Dusun #KKN28 sendiri sebenarnya masuk Karangdoro karena Tumpakdoro hanya sebuah dukuh.

Sejauh yang kami tau, jalan akses menuju Tumpakdoro ada dua jalur yakni jalur selatan dengan jalan beton yang menanjak dan jalur utara dengan jalan makadam nan terjal. Ternyata ada satu jalan alternatif lagi yang biasanya dipakai orang-orang berangkat ke tegil, dan pagi ini kami jalan-jalan lewat sana sebagai jalan pintas.
Pemandangan pagi ini sangat indah sekali dengan matahari terbit kejinggaan walaupun awan gelap menyelimuti warna jingganya. Di jalan sesekali kami bertemu dengan para petani yang akan berangkat ke Tegil.

Perjalanan tak terasa jauh dengan candaan selama di perjalanan yang akhirnya, tak sampai setengah jam berjalan melewati jalan setapak kami sampai di pertigaan Masjid Baitussalam Karangdoro. Turun sedikit lagi kami pun sampai di posko #KKN27 yang beberapa anak #KKN27 juga sedang menyambut matahari pagi di balkon posko mereka.  Dari keenam posko KKN di Pamongan, menurut kami rumah kami lah yang  paling sederhana dibanding posko-posko lainnya yang rata-rata ber-posko mewah.

Setelah berbincang sebentar kami pun berpamitan untuk kembali naik karena hari sudah semakin siang dan kembali naik adalah lebih berat daripada turun. Kami tak langsung pulang ke posko namun mampir sebentar ke Mushola Janur Musthofa untuk cuci kaki, wudhu dan sekalian tadarus pagi.
Satu jam tadarus secara bergantian, sekitar pukul 08.00 kami pun kembali ke posko dan istirahat.

Jumat ini #KKN28 mendapat tugas untuk khutbah Jumat di Masjid Baiturrohin dan yang ditugaskan kali ini adalah Kak Izzudin. Karena Kak Izzud berasal dari Jakarta jadilah khutbahnya disampaikan dalam bahasa indonesia. Buku yang diberi Pak Kyai berbahasa Jawa, dan ketika izzud berusaha membacanya, kami semua tertawa mendengar caranya membaca bahasa jawa dengan logat sundanya. Akhirnya kami membantu izzud menyiapkan khutbah dengan bahasa indonesia yang didapat dari ebook kumpulan khutbah.

Adzan sholat jumat pun dikumandangkan, kami #KKN28 putri hanya bisa mendengarkan khutbah dari rumah dan mendoakan izzud bisa tampil dengan maksimal. Dan alhamdulillah sukses walaupun khutbahnya sedikit kepanjangan.
Sorenya tetap dengan tugas masing-masing yang mengajar di 3 TPA. Setelah mengajar kami pun tadarus beberapa ayat lantas pulang untuk menyiapkan menu buka puasa.

Tarawih malam ini sangat istimewa dengan majunya perwakilan #KKN28 sebagai imam sholat tarawih di Masjid Baiturrohim yakni Kak Izzud. Dengan suara merdu dan ritme sholat yang tidak terlalu cepat untuk tarawih 23 rakaat, kak izzud berhasil meyakinkan jamaah Tumpakdoro bahwa #KKN28 telah sepenuhnya siap mengabdi kepada masyarakat.

Malam ini pun ditutup dengan evaluasi seperti biasa ditemani dengan hawa dingin puncak Tumpakdoro, pegunungan wilis.

On 04.34 by Unknown in    No comments

Agendanya yang #KKN28 lakukan hari ini adalah agenda yang sudah kami diskusikan dan rencanakan sejak lama. Sebuah agenda untuk ber-silaturahmi ke kelompok KKN lain di suatu daerah dan hari ini rencananya kami akan berkunjung ke Banyakan, namun dengan pertimbangan jauh dan banyaknya agenda jadilah kami bersilaturahmi ke kelompok KKN di Ngetrep, sebelah selatan Mojo.

Sekitar pukul 07.00 kami bersiap walaupun sudah mulai bersiap-siap sedari pagi namun kami tetap saja berangkat sekitar pukul 08.00 ber-tiga-belas. Posko pertama yang kami datangi adalah posko 29 di daerah Ngetrep bagian bawah. Di Ngetrep ini ada Makam Auliyak Gus Miek Pondok Ploso dan kemarin kami melewati kawasan makam Gus Miek untuk sampai di Posko KKN Ngetrep.

Posko #KKN29 terletak sejalur dengan Makam Gus Miek di dusun Njajar, beda dengan posko lain yang harus belok kanan dari jalan utama kawasan makam Gus Miek.
Posko #KKN29 pagi ini sepi, hanya beberapa orang saja yang tinggal di posko karena semuanya ke Masjid untuk tadarus. Kami pun berbincang sebentar dan bertanya tentang agenda-agenda #KKN29. Dari posko #KKN29 kami dikasih krecek krupuk yang setengahnya kami memaksa untuk dikasih kreceknya, namun KKN memang mengajari kami semua The Value of Giving.

Posko #KKN30 berada di dusun Bangsri, Ngetrep. Posko paling terpencil dari posko lain di Ngetrep. Masuk ke jalan menuju posko #KKN30 Bangsri kami disuguhi pemandangan luar biasa lain selain yang kami lihat sehari-hari di Tumpakdoro. Pegunungan selalu menyajikan pemandangan berbeda disetiap gundukannya. Secara geologis, kontur tinggi tanah Tumpakdoro dan Ngetrep berbeda. Ngetrep lebih landai daripada Tumpakdoro sehingga untuk masalah dingin, masih sangat dingin Tumpakdoro.

Bisa dibilang posko #KKN30 adalah posko yang paling terpencil dari posko lainnya di daerah Ngetrep karena tempatnya yang harus masuk jalan yang kecil untuk sampai di posko. Untuk masalah air, posko #KKN30 ini lumayan miris karena mereka harus rela untuk tidak mandi dua hari karena tidak ada air. Walaupun dibawah rumah posko #KKN30 ada sungai kecil yang mengalir namun airnya kotor dan sedikit. Kalau di #KKN28 air melimpah namun jarang mandi karena dingin, di #KKN30 jarang mandi karena air yang susah. Sungguh perbedaan yang mencengangkan.

Posko #KKN31 dusun Joho, Ngetrep. Posko paling strategis seperti villa. Dari kamar putri dapat terlihat jelas hutan jati yang merangas kering karena jendelanya yang besar serasa tidur di dalam hutan. Posko ini yang paling strategis letaknya dan nyaman menurut kami, namun greget KKN-nya jadi tak terlalu terasa.

Posko #KKN32 berada di dusun Cumpleng, Ngetrep. Posko paling terpencil dibanding posko lain karena tempatnya jauh masuk ke dalam dan jauh dari jalan raya. Semua bilang posko ini adalah posko yang paling susah ditempuh diantara posko-posko di Ngetrep. Walaupun begitu masih lebih susah akses jalan menuju Tumpakdoro.

Posko #KKN32 terletak di perbukitan sebelah utara perbukitan posko #KKN33 dan #KKN34. Kalau posko #KKN Pamongan berada disatu garis jalan raya hingga puncak, Posko #KKN Ngetrep menyebar dengan jarak satu posko dan posko lain yang lumayan jauh. Menuju posko #KKN33 dan #KKN34, kami harus melewati jalanan hutan dan persawahan yang panjang. Tidak seperti posko #KKN32 yang walaupun sama melewati hutan dan sawah dengan jalan kecil, kalau posko #KKN33 dan #KKN34 jalannya sudah jalan raya.

Posko #KKN33 berada di desa Ngetrep untuk #KKN34 berada di satu jalan dan merupakan dusun terakhir dari Ngetrep yakni Tumpak Pelem. Ada suatu peraturan khusus yang dibuat DPL #KKN33 dan #KKN34 yakni peserta KKN putra dan putri tidak boleh berada dalam satu rumah, jadilah mereka menyewa masing-masing dua rumah. Saat berada di posko #KKN34 kami bertemu dengan teman lain dari semua posko #KKN Pamongan (#KKN23, 24, 24, 26) yang perwakilannya juga melakukan silaturahmi kesana.

Waktu dhuhur tiba, rencana awal kami ingin sholat di #KKN34, namun kami sholat dhuhur di rumah karena 01.30 kami harus bersiap untuk mengajar di TPA As-Syafiah. Sore seperti biasa, kami habiskan dengan mengajar TPA dan tadarus sebagai ngabuburit kami.

Hari ini kami masak besar karena salah satu dari kami baru saja mendapat rejeki, jadilah menu kami hari ini full Ayam. Untuk berbuka kami memasak Sop Ayam Buncis dan Sahur Ayam Bumbu Bali.

Malam ini kami memutuskan untuk tarawih di rumah semua, untuk latihan teman kami yang bertugas untuk meng-imam-i sholat tarawih di Masjid besok, Izzud. Setelah tarawih kami evaluasi seperti biasa dan membahas beberapa agenda yang akan kami lakukan dekat-dekat hari yang salah satunya buka bersama saat kami turun tanggal 8-9 Juli untuk Pemilu, agenda Sie Kemasyarakatan untuk Demo Masak, dan Sie Keagamaan untuk mengadakan sebuah kegiatan agama saat perpisahan nanti. Today we fully alive to give some beneficials to other.

On 04.24 by Unknown in    No comments

Rabu ini adalah rabu yang biasa. Tak ada kegiatan tambahan, tak ada agenda diluar program. Hanya agenda biasa sehari-hari seperti tadarus, bimbel, mengajar TPA, buka bersama, dan tarawih.

Tadarus di Tumpakdoro seperti sebuah lomba. Dari beberapa tempat saling bersahut-sahutan membaca Kalam-Nya terus menerus dari mulai bumi masih petang hingga petang lagi. Masyarakat Tumpakdoro seperti berlomba-lomba mendapatkan pahala berkah Ramadhan.
Kami pun jadi ikut bersemangat dan merasa malu jika sehari tidak mengudarakan suara di Tumpakdoro.

Dua anak yang bertugas tadarus di Bibi (Kak Septi dan Kak Tutut) pagi ini bersemangat untuk membaca dua juz penuh. Ketika berpamitan pulang, Bibi membawai kami dua bungkus cendol sekalian dengan gula merahnya untuk dijadikan Kolak. Alhamdulillah, ini yang dinamakan berkah dari tadarus.

Sekitar pukul 10.00 kami pulang ke posko dan sudah ditunggu anak-anak untuk Bimbel. Puasa tak menyurutkan niat mereka untuk belajar, walau hari ini adalah hari mereka masuk lagi seperti biasa setelah mereka membuat undang-undang tak tertulis 'hari-hari pertama ramadhan semua kegiatan libur'.

Bimbel anak-anak disini beragam, ada yang sudah SD ada juga yang masih belajar menulis. Anak-anak disini bisa dibilang tergolong anak-anak yang sangat 'istimewa' jadilah saat-saat mengajar adalah saat-saat untuk menguji kesabaran. Namun bukankah itu tantangannya?

Pukul 01.30 kami yang bertugas untuk mengajar di TPA As-Syafi'ah bersiap berangkat. Anak-anak dengan segala
ke-istimewaan-nya menyambut kami dengan celotehannya. Bibi Syafi'ah memang pernah berpesan untuk belajar lebih sabar menghadapi anak-anak kecil disini dan hanya masih beberapa hari saja kami seperti sudah terbiasa dengan tingkah laku mereka.

Hari ini jadwalnya adalah mempelajari Kitab Ro'sun. Kitab dasar pengetahuan tentang berbagai macam kata benda dalam bahasa arab yang sangat mudah dipahami karena metode 'dilagukan' dalam pengajarannya. Kitab ini dibuat oleh Madrasah Lirboyo dan disebut Kitab Ro'sun karena kata pertama adalah Ro'sun - Sirah atau kepala. Kami mengajarkan Ro'sun setiap kali jadwalnya dengan dituliskan beberapa kata saja sampai mereka hafal apa yang mereka tulis.

Saat pulang, kami meminta mereka untuk 'anteng-antengan' siapa yang anteng ditunjuk dan diberi pertanyaan seperti "Apa itu Sinun?", kalau bisa jawab baru boleh pulang. Disinilah serunya karena anak-anak yang paling rame pasti pulangnya paling belakangan.

Maghrib pun tiba, kami berbuka bersama dengan menu Urap-Urap dan Kolak Cendol. Selalu, sederhana namun nikmat! Setelah maghrib sebelum waktu tarawih kami tadarus secara bergantian per-ayat sambil menunggu waktu tarawih tiba.

Adzan pun berkumandang, kami berangkat ke masjid bersama. Malam ini di Masjid Baiturrohim imam tarawih-nya adalah putra dari Pak Kyai. Speed Tarawih malam ini pun sangat sangat cepat bahkan setelah rakaat pertama semua jamaah tertawa kecil saking cepatnya, akhirnya sebelum pukul 07.30 tarawih pun sudah selesai.

Malam hari seperti biasa, kami evaluasi bersama sambil menikmati jajanan entah itu kacang, roti kelapa atau krupuk yang semakin menambah renyah candaan kami dalam evaluasi.

Rabu, 02 Juli 2014

On 03.17 by Unknown in    No comments

Hari-hari kedepan di #KKN28 akan diawali dengan sahur bersama. Malam jadi terasa singkat dan pagi jadi terasa lama. Walaupun baru saja terbangun dari tidur singkat dengan mata masih terkantuk-kantuk namun candaan renyah tetap keluar dari kawan #KKN28.

Pagi ini kami jalan-jalan untuk menyambut sunrise yang pagi ini siluet indah kemarin tidak muncul namun tetap menyajikan keindahannya. Saat jalan-jalan bertemu dengan seorang ibu yang 'mipil' jagung dilantai dua yang memang digunakan untuk menjemur panenan.

Kami membantu sebentar karena alat untuk mipil jagung disini unik yakni mirip dengan pasrah-an pisang namun ujungnya runcing.
Setelah cukup membantu sambil berbincang kami pun pulang dan membersihkan rumah bagi yang piket.

Pagi ini agenda untuk cowok #KKN28 adalah mencari kayu bakar ke Tegil dan untuk cewek tadarus di Bibi dan Musholla.
Dari tegil kami belajar satu hal tentang orang-orang Tumpakdoro. Tentang hidup mereka disandarkan kepada alam dengan melihat segala tanda-tandanya. Tadabbur mereka difokuskan kepada Allah dan kepada alam.  Mereka seperti tidak memikirkan apapun yang muluk-muluk selain untuk bertahan hidup dan beribadah namun mereka juga tidak pernah lupa untuk beribadah.

Contoh nyata benar-benar kami saksikan di keluarga yang kami tinggali, keluarga Pak Jito. Pagi setelah subuh Pak Jito pergi ke tegil, siang beliau pulang dan tidak pernah melewatkan sholat berjamaah di masjid. Setelahnya berangkat lagi ke tegil satunya yang lebih dekat dan tidak pernah telat pulang sebelum adzan sholat ashar.

Siang hari tiba kawan-kawan pulang dari tegil membawa beberapa ikat kayu bakar kering. Kami pun istirahat tidur siang sampai pukul 01.30 tiba beberapa dari kami berangkat untuk mengajar di TPA As-Syafiah (Nidya, Ira) dan TPA Janur Musthofa (Badriyah, Izzud). Beberapa yang tinggal di rumah memasak menu berbuka puasa. Dan hari ini kami punya menu Sambal Goreng Tahu Tempe Buncis dan Kolak Susu Melon.
Untuk ngaji di Masjid adalah tugas Kak Ubet dan Kak Devid sampai mendekati waktu ashar.

Maghrib pun tiba, kami semua berbuka bersama dengan menu berbuka puasa seadanya yang sederhana. Setelah sholat maghrib berjamaah seperti biasa kami mengaji sambil menunggu waktu isya' tiba.
Sebelum adzan isya' dikumandangkan kami #KKN28 putri semua bersiap berangkat agar bisa mendapat tempat dibelakang. Entah kenapa tiga hari tarawih ini walaupun kami telat selalu ditempatkan di depan shaf jamaah putri. Karena merasa diistimewakan kami berniat untuk berangkat lebih awal untuk bisa berada di shaf tengah atau belakang namun ternyata sebelum adzan dikumandangkan shaf belakang sudah penuh sehingga mau tidak mau kami tetap berada di shaf paling depan.

Tarawih malam ini 23 rakaat hanya 30 menit karena imam-nya yang sangat cepat, katanya mau ada suatu acara. Setelah tarawih kami tidak melanjutkan silaturahmi ke tetangga-tetangga karena ada suatu hal yang harus dievaluasikan secepatnya. Malam ini ditutup dengan saling cerita satu sama lain di #KKN28.

Selasa, 01 Juli 2014

On 00.45 by Unknown in    No comments

Seperti kami #KKN28 sudah terbiasa dengan dinginnya hawa dan air es di Tumpakdoro yang terkadang suhu kamar saja mencapai 21 derajat celcius. Bangun jam tiga pagi untuk sahur dan mengambil air wudhu untuk sholat pun bukan lagi menjadi hal yang berarti. Pagi ini kami bangun jam 3 pagi untuk sahur dengan menu yang kami masak semalam. Sesuai kesepakatan, kami memasak menu sahur saat malam setelah tarawih agar saat bangun kami tidak harus menyiapkan lagi dan tinggal memanaskan. Malam ini menu sahur adalah oseng mie dengan telur dadar goreng. Sederhana namun nikmat.

Subuh hari ini tiba dengan indahnya. Semalam saat kami silaturahmi kebeberapa rumah, dari Tumpakdoro ini bisa kami saksikan pemandangan luar biasa gemerlap malam hari Kota Kediri. Alhamdulillah malam itu sangat cerah dan baru kali ini pemandangan gemerlap seantero Kediri dapat terlihat dengan luar biasanya. Kalau orang bilang seperti Bukit Bintang. Namun bagi kami pemandangan semalam adalah Lautan Bintang Kota Kediri.

Berkat cerahnya hari semalam, pagi ini dapat kami lihat sunrise terindah lagi dari tanah Tumpakdoro. Jajaran Gunung Kelud yang terlihat jelas sebagai tempat matahari sembunyi sebelum akhirnya terbit. Namun yang paling menakjubkan, pagi ini dapat kami lihat pula Gunung Semeru dibalik Jajaran Gunung Kelud!! Siluet indah Gunung Ganang terbentuk dari perpaduan warna jingga dan birunya gunung. MasyaAllah indahnya .......!!

Pagi ini bertambah damai dengan suara tadarus dari tiga tempat yang berbeda. Setelah bersih-bersih selesai kami bersiap menuju tempat tadarus masing-masing yang sudah dibagi. Untuk Tadarus di Bibi Kak Septi dan Kak Tutut, Tadarus di Masjid Baiturrohim Kak Deby, Kak Ubet, dan Kak Devid, untuk Tadarus di Mushola Kak Badri dan Kak Khoir. Yang lain bertugas pergi ke Pasar Jati Malang untuk berbelanja keperluan berbuka.

Di sini tadarusnya sangat 'mempeng' terlihat setelah sahur remaja-remaja putri sudah berangkat untuk mulai tadarusan hingga malam hari sekitar pukul 10.00 malam. Semangat untuk mendapat barokah ramadhan sangat terlihat di Dukuh Kecil Tumpakdoro ini.

Sore harinya TPA As-Syafiah dan TPA Janur Musthofa sudah masuk kembali walaupun belum sepenuhnya anak-anak masuk. Kalau ngaji di TPA As-Syafiah dimulai pukul 13.30, di TPA Janur Musthofa dimulai pukul 14.30. Kami pun mempunyai program baru yakni Ngaji di Masjid Baiturrohim jam 15.30 sore. Program ini kami buat untuk menindak lanjuti program POSDAYA berbasis Masjid dengan sasaran anak-anak dan para pemuda Tumpakdoro.

Sore ini kami mengadakan Ngabuburit bersama dengan acara jalan-jalan disekitar Tumpakdoro hingga maghrib tiba. Buka kedua kali ini begitu nikmat dengan Kolak Kacang Hijau dan Pisang, dan Lodeh Mlinjo dengan lauk Pindang dan Tahu. Seperti biasa setelah maghrib kami membentuk lingkaran dan tadarus bersama secara bergantian per-ayat hingga adzan isya' tiba.
Tarawih hari ini lain dari kemarin karena sebelum sholat witir kami mengadakan agenda Kultum yang untuk pertama kalinya. Kultum  malam ini disampaikan oleh Ketua #KKN28, Kak Deby dengan tema Niat. Hadist yang diusung dalam kultum malam ini adalah Innamal 'amalu binniyat. Segala sesuatu itu tergantung dari niatnya.

Setelah tarawih kami melanjutkan silurahmi ke beberapa rumah yang disana kami mendapat berbagai masukan untuk agenda selanjutnya seperti Program Demo Masak dengan Ibu-Ibu PKK di Tumpakdoro. Seperti biasa, malam hari kami tutup dengan evaluasi untuk menentukan agenda esok harinya. Hari Kedua Puasa ini Inshaa Allah barokah. Aamiin.

On 00.07 by Unknown in    1 comment

Hari pertama Ramadhan. Hari ramadhan selalu diawali dengan makan sahur sebelum subuh. Hari ini kami bangun sahur pukul 03.00 sesuai kesepakatan bersama untuk sahur mendekati waktu Imsya'. Semua makan sahur di dapur kami yang epic sambil terkantuk-kantuk. Menu sahur malam ini adalah berkat megengan semalam yang masih sangat banyak.

Penanda sahur di sini adalah melalui TOA masjid. Biasanya ada beberapa orang yang ronda berkeliling Dukuh Tumpakdoro namun anak-anak bilang kalau Bapak-Bapak sedang melakukan dakwah diluar kota. Pertama kali dengar kata dakwah, kami sempat bingung karena sejauh yang kami tau, dakwah adalah semacam ceramah agama. Namun maksud dakwah disini adalah bersilaturahmi ke masjid-masjid di luar kota yang bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk meramaikan masjid. Begitu pengertian baru dari dakwah yang baru kami pahami.

Selesai sahur, ada dari kami yang melanjutkan tidur dan ada yang menunggu waktu sholat subuh datang. Jadwal ramadhan #KKN28 penuh mulai pagi hingga sore. Pagi sampai siang tadarus di tiga tempat dan malam tadarus di dua tempat.
Di Masjid, Di Bibi dan di Mushola. Kami temukan di seluruh Pamongan menggemakan Tadarus Al-Qur'an. Di setiap titik musholla atau Masjid sepanjang jalan Desa Pamongan semuanya mengumandangkan tadarus.

Setelah tadarus pagi, Ketua dan Bendahara #KKN28 ber-anjangsana ke beberapa kelompok KKN di Blimbing Mojo untuk studi banding program. Rencana ini sebenarnya mendadak karena salah satu anak di KKN Puncu datang berkunjung dan mengajak untuk silaturahmi ke kelompok KKN di Blimbing. Kami pun mampir ke #KKN17 dan #KKN19 yang kebanyakan anak-anaknya pulang. Namun dari anjangsana itu kami mendapat beberapa masukan program dan agenda kecil untuk #KKN28.

Sore hari tiba kami ngabuburit bersama sambil menyiapkan menu buka puasa. Menu hari ini adalah sayur asem dengan lauk telur dadar serta sambal yang nikmat. Kami mempunyai sebuah kebiasaan kalau makan selalu mengulek sambal yang sangat pedas dan banyak hingga kami punya judul sambal Laknat karena saking pedasnya ketika makan. Dan Izzud  adalah teman kami yang paling bersemangat membuat sambal yang sangat pedas.

Maghrib pun tiba, kami semua berbuka bersama untuk pertama kalinya. Ada beberapa cerita dari kawan-kawan yang baru pertama kali puasa pertama diluar rumah, puasa ketiga diluar rumah dan lain-lain. Buka puasa pertama hari ini banyak cerita dari kawan-kawan.

Saat sholat maghrib semua cowok berjamaah ke Masjid dan semua cewek berjamaah di rumah. Sambil menunggu waktu isya' semua cewek bertadarus dengan cara bergantian satu anak satu ayat sebanyak satu juz setiap hari. Dengan harapan mendekati hari ke 40 nanti kami sudah khatam satu juz.

Tarawih kami tetap di Masjid dengan banyak orang yang alhamdulillah masih sebanyak kemarin. Setelah tarawih kami bersilaturahmi ke beberapa rumah warga. Di salah satu rumah yang kami singgahi, Bapaknya bercerita tentang senangnya beliau jika ada anak KKN yang datang, malah kedatangan anak KKN sangat ditunggu oleh warga untuk membantu mereka belajar lagi karena secara jujur beliau mengungkap masih 'nol' masalah agama dan hanya bisa sholat saja tanpa bisa ngaji.

Kalimat beliau menjadi sebuah tambahan semangat bagi kami #KKN28 untuk menjadi manfaat semanfaat-manfaatnya bagi warga di Tumpakdoro. Bismillah #KKN28 ber-Nafi'un Lighoirihi.

Minggu, 29 Juni 2014

On 20.43 by Unknown in    No comments

Satu hari menjelang ramadhan. Berbagai penyambutan selalu dilakukan semua umat muslim, tak terkecuali muslim di Tumpakdoro. #KKN28 hari ini pun ikut serta menyambut ramadhan bersama warga dengan segala istiadatnya.

Pagi hari kami melakukan bersih-bersih hingga masak pagi untuk terakhir kalinya sebelum ramadhan tiba. Sebenarnya hari ini kami mempunyai jadwal untuk Ekspedisi Pancuran Songo, sebuah tempat yang disana ada patung yang memancarkan air, namun karena mendadaknya rencana kami tidak jadi pergi kesana dan memilih untuk stay di rumah membantu Ibuk Sukarmi mempersiapkan Megengan nanti sore.

Ada yang unik dengan tradisi megengan disini. Dalam berkat megengannya ada satu ayam yang kalau di rumah kami diingkung, namun disini disuji atau dibakar. Jadi sebelum dimasak, ayam di belah jadi dua, ditusuk lalu dibakar diatas bara api. Kata Ibuknya, kalau masak ayam megengan namun tidak suji, sama seperti makan ayam yang tidak dimasak matang.

Ada tradisi unik pula tentang Sesajen di Tumpakdoro. Masyarakat pegunungan disini masih mempunyai hubungan sangat dekat dengan para leluhur sehingga sebelum ramadhan dan sebelum lebaran selalu membuat Sesajen. Seperti menyediakan makanan dan minuman kebanyak leluhur yang sudah meninggal.

Kalau di rumah Ibu Sukarmi ada 18 leluhur jadilah jumlah piring juga ada 18. Kopi pun diseduhkan sebanyak 18 gelas kopi. Ada beberapa leluhur yang meninggal saat masih kecil, jadi disiapkan piring tersendiri serta makanan yang mudah dijangkau oleh anak-anak.

Karena sesajennya ditaruh di meja. Dalam seperangkat sesajen, selain makanan dan minuman ada pula Tempat Kinang serta isinya seperti Daun Sirih, Tembakau, Pinang, Rokok dan bahan lain untuk "Nginang". Saat ditanya tentang maksud Sesajen ini, Pak Jito menjawab bahwa semua ini hanyalah dalam rangka menjalankan tradisi yang sudah turun temurun.

Dalam tradisi megengan ada satu jajanan khas yang tidak pernah ketinggalan pada serangkaian berkat dari megengan yakni kue apem yang sebenarnya membawa filosofi saling memaafkan satu sama lain karena kata dasar dari kue apem adalah berasal dari bahasa arab 'afhum' yang berarti memaafkan. Jadilah tradisi megengan seperti sebuah acara untuk menyambut bulan ramadhan serta ajang saling memaafkan antar sesama muslim. Selain itu juga untuk mengungkapkan rasa syukur atas rejeki yang diberikan oleh Allah dengan berbagi makanan satu sama lain.

Ba'da ashar, Pak Jito dan beberapa anak cowok #KKN28 ikut megengan yang dilaksanakan di rumah Pak RT. Karena besok puasa pertama jadilah malam ini dilaksanakan sholat tarawih di Masjid. Ibuk bilang sebelum isya' harus sudah berangkat karena kalau awal-awal puasa semua orang selalu tumplek blek untuk ikut tarawih. Dan ternyata benar, masjid sudah penuh dengan orang padahal adzan isya' belum dikumandangkan.

Sholat tarawih dilaksanakan sebanyak 23 rakaat dengan 3 rakaat witir.
Setelah tarawih sebenarnya ada jadwal tadarus di Masjid namun kami memilih untuk melanjutkan silaturahmi di rumah Pak Surani. Bisa dibilang Pak Surani adalah Juru Kunci Pegunungan Wilis yang juga sebagai penemu beberapa air terjun seperti Air Terjun Dholo, Irenggolo dan Parijotho.

Beliau cerita banyak mengenai sejarah dukuh Tumpakdoro (InsyaAllah akan kami ceritakan dalam Sejarah Tumpakdoro).  Pak Surani sangat menyambut kami bahkan kami diminta untuk makan malam di rumah beliau walaupun sebenarnya kami sudah kenyang makan berkat megengan tadi, namun sedikit-sedikit kami tetap makan untuk menghormati.

Sekitar pukul 09.00 malam kami pun berpamitan dan sesampainya di rumah kami melakukan evaluasi seperti setiap malamnya. Marhaban Yaa Ramadhan.
Kami disini siap untuk menyambutmu.

Sabtu, 28 Juni 2014

On 16.58 by Unknown in    No comments
Bisa dibilang Jumat ini adalah Jumat paling santai untuk #KKN28. Hanya jadwal biasa seperti ngajar TPA dan Bimbel, tidak seperti kemarin yang full acara dari pagi hingga malam. 

Pagi seperti biasa, menyambut sang mentari yang hari ini bersinar dengan silaunya. Jadwal piket pun berjalan seperti biasanya dengan tugas masak pagi, menyapu halaman rumah, menyapu dalam rumah, cuci piring dan buang sampah. Alhamdulillah, kami mendapat rumah sebagai posko KKN yang keluarganya sangat menjaga kebersihan, jadi kami juga semangat membersihkannya.

Hari ini ada beberapa yang pulang mengambil keperluan, ada yang nyekar dan ada yang rapat dengan kelompok 26 tentang Pondok Ramadhan nanti. Jadi, nanti tanggal 14 - 19 Juli di SD Pamongan II mengadakan pondok Ramadhan dengan kami, anak-anak #KKN26, #KKN27 dan #KKN28 sebagai pengisi materinya. Namun karena ada suatu hal, kelompok #KKN27 mengundurkan diri sebagai panitia, jadilah hanya #KKN26 dan #KKN28 saja yang mengurusi pondok ramadhan di SD Pamongan II. #KKN28 kebagian meng-handle kelas 3,4,5 dengan materi seperti Fiqh, Akidah Akhlaq dan Tentang Puasa.

Hari ini salah dua dari kami (Devid dan Izzud) diminta untuk membantu melipat kertas suara di Kecamatan oleh Pak Bayan. Sebelum berangkat, KKN kami semua diperingatkan jangan sampai ikut urusan politik Capres dan Caewapres.  Sorenya seperti biasa, ada yang mengajar di Masjid Bawah dan Bimbel. Namun di TPA Bibi setiap jumat libur.

Malamnya setelah sholat berjamaah di Masjid kami silaturahmi di rumah Pak Sukirno selaku Kyai di sini untuk bertanya tentang Sejarah Masjid Baiturrohim. Menurut sejarah Masjid Baiturrohim Tumpakdoro sebelum taun 2004 masih berupa Angkringan atau Musholla kecil. Masjid ini didirikan atas swadaya masyarakat sendiri. Ketika bangunan sudah jadi kendalanya adalah tidak adanya jamaah yang datang untuk berjamaah. Penyebabnya, sekitar masjid ini banyak yang memelihara anjing walaupun Islam, atau kasarnya disebut Islam KTP.

Di Tumpakdoro sendiri ada sekitar 200 ekor anjing, dan satu rumah minimal mempunyai 3 anjing. Melihat keadaan ini, Pak Kirno yang menjadi Kyai di Tumpakdoro bertanya kepada sahabatnya dan disarankan untuk membaca ayat kursi sambil 'ngubengi' desa satu minggu sekali. Dari bacaan tersebut anjingnya banyak yang mati dan pergi dari dukuh ini.

Anjuran lainnya adalah dengan silaturahmi ke sesama warga sehingga tahun 2006 Masjid mulai ramai orang-orang hingga sekarang. Nilai kekeluargaan di Tumpakdoro memang sangat begitu erat karena silaturahmi yang terus dijaga dari dulu hingga sekarang. Setelah Masjid sepenuhnya jadi, Pak Kirno sowan ke Kyai Ashari Pondok Maesan tanya untuk nama masjid, oleh Kiyai Ashari diberi nama Baiturrohim.
 
Hari ini mendapat cerita yang luar biasa walaupun hari ini disebut jumat santai. #KKN28, setiap hari luar biasa!!
On 04.07 by Unknown in    No comments
Kamis hari ini, #KKN28 punya jadwal yang padat dari pagi hingga malam hari. Pagi hingga Sore khataman di TPA As-Syafi'ah, Sore sampai maghrib tahlilan di Bibi, Maghrib hingga Isya', tahlilan di Masjid Baiturrohim, Isya' hingga malam sekitar jam 10.00an pengajian penyambutan Bulan Ramadhan.

#KKN28 dapat undagan untuk khataman di Bibi, kami berempat Badriyah, Tutut, Khoir dan Septi bertugas khataman di sana bergantian dari pagi hingga sore. Khataman pun dimulai pukul 05.30 pagi dan sekitar jam 07.00 sudah sampai Juz 15 karena ngajinya 'susul-susulan'. Selain kami berempat banyak juga remaja-remaja yang ikut serta, maka dari itu ngajinya cukup cepat.


Karena khataman terlalu cepat selesai, jadilah ketika sampai juz 22 dibaca dan disemak bersama-sama. Lalu sekitar pukul 03.30 barulah khatam. Sebelumnya, jam 07.00an pagi tadi saat kami ngaji, kak Tutut, mendapat kabar bahwa salah satu kerabat dekatnya meninggal, Minyin. Tak lupa kami pun berdoa bersama mendoakan tempat yang terbaik untuk Minyin-nya. Kami berempat pun pulang dan dibawai berkat satu-satu yang di dalamnya ada amplop. Kami merasa lucu mendapat amplop padahal hanya ngaji saja.
Acara dilanjut tahlilan di Bibi yang mengundang semua cowok #KKN28. Sore ini pun posko #KKN28 penuh dengan berkat. Saat Ashar, kami memasang tulisan untuk backdrop Pengajian di Masjid nanti malam. "Marhaban Yaa Ramadhan 1435 H". Maghrib pun tiba, kami sholat maghrib di Masjid dilanjut dengan tahlilan hingga Isya'. Malam ini kabut tebal menyelimuti Tumpakdoro. Malam hari jadi seperti scene film horor.

Inilah backdrop pengajian dengan tulisan "Marhaban Yaa Ramadhan 1435 H" yang kami buat bersama-sama

Acara Pengajian dimulai pukul 07.30 malam dengan pembawa acara dari #KKN28, Ubet. Lantunan qiroah diwakili dari Remaja Masjid. Sambutan kelompok #KKN28 diwakili oleh Izzud yang menyampaikan visi misi #KKN28 dan juga permintaan bimbingannya kepada #KKN28 dari masyarakat Tumpakdoro. Sambutan selanjutnya adalah dari Pak Kyai Sukirno yang intinya menyampaikan tentang Hikmah Ramadhan.
Setelahnya istirahat sebentar dan panitia membagikan konsumsi berupa nasi bungkus dari swadaya per-rumah. Setelah istirahat kami kira akan ada seorang menyampaikan mauidhoh khasanah namun ternyata hingga selesai hanya sholawat banjari saja. Ternyata begini cara masyarakat Tumpakdoro mengadakan sebuah pengajian penyambutan ramadhan.
Hari ini sangat penuh jadwal, penuh perasaan tak terkira, penuh pengabdian langsung kepada masyarakat. Selamat datang ramadhan, kami menyambutmu disini, di Tumpakdoro, #KKN28.  

Kamis, 26 Juni 2014

On 23.32 by Unknown in    No comments

 Matahari terbit selalu berbeda di setiap harinya, hingga penulis tak pernah absen untuk menyambut sang fajar menyingsing dan matahari perlahan terbit. 

Rabu ini kami ingin sesuatu yang beda. Yang biasanya hanya belanja masakan seadanya, hari ini kami ingin belanja yang special sehingga bendahara kami turun ke Pasar Jati Malang untuk berbelanja besar. Di daerah Mojo ini ada yang unik tentang Pasar. Kalau biasanya Pasar selalu netap disatu tempat namun disini pasarnya pindah sesuai dengan hari pasaran. Hari wage di Pasar Pamongan, Hari Kliwon dan Pahing di Jati Malang, Pon di Mojo, dan Legi di Ngadi.

Hiruk pikuk di Pasar Jati Malang

Untuk Pasar Mojo, setiap hari ada namun pasarannya atau hari ramainya setiap Pon. Pasar Mojo ini yang paling besar diantara pasar-pasar lainnya. Kalau Pasar Jati Malang, penjualnya bisa berpindah tempat sesuka hati. Jika satu penjual tidak datang, penjual lain bisa menempati tempatnya. Karena hari ini bisa ke pasar jadilah #KKN28 makan dengan menu dengan sedikit spesial yakni Soto Ayam. Alhamdulillah.

Sorenya seperti biasa 2 orang diutus mengajar di TPA As-Syafi'ah dan TPA Masjid Janur Musthofa. Untuk TPA As-Syafi'ah murid-nya lumayan banyak sekitar 30-an. Pendiri TPA ini adalah Bibi Syafi'ah oleh karenanya kami sepakat menamai TPA Bibi dengan nama beliau. Ada yang membuat kami sedikit bangga saat Bibi bilang senang dengan #KKN28 karena punya inisiatif untuk memajukan TPA nya seperti membuatkan Kartu Prestasi, Mengajar beberapa kitab, dan merumuskan jadwal ngaji. Beda dengan KKN tahun lalu yang hanya ngajar mengikuti jadwal Bibi. Alhamdulillah.

Untuk TPA Masjid murid-nya hanya 8-an anak namun Rebana Masjid Janur Musthofa ini terkenal hebatnya. Di Tumpakdoro ini terkenal dengan diba'an-nya yang diiringi rebana. Pertama kali ikut diba'an disini kami sedikit kaget dengan model diba'an-nya yang tidak sama dengan diba'an kami biasanya. Disini diba'an tidak membaca kitab diba' namun lagu-lagu sholawat yang biasanya dinyanyikan oleh Sulis.... Unik, sangat unik.

Malamnya kami evaluasi membicarakan tentang acara besok yang padat dari pagi hingga malam. Mulai dari khataman, Tahlilan dan Pengajian di Masjid untuk menyambut Ramadhan. Alhamdulillah hari ini selesai begitu indahnya untuk menyambut besok yang penuh dengan jadwal yang barokah.

Rabu, 25 Juni 2014

On 06.10 by Unknown in    No comments
Seperti cerita sebelumnya, awal cerita selalu tentang bagaimana matahari pagi menyapa alam Tumpakdoro. Pagi ini cerah dan matahari terlihat bundar orange di ufuk timur yang perlahan naik meninggalkan horizonnya. Hari ini tak banyak rencana, hanya beberapa agenda rutin yang sudah berjalan seminggu ini. 

 
Bundar dan jingga, itulah sapaan mentari di hari kedelapan ini

Pagi sekali kami sudah dapat tamu dari kelompok 26 yang meminta bantuan kerjasama untuk membersihkan gorong-gorong depan SD Pamongan II. Setelahnya, cowok-cowok langsung ikut mengepel Masjid bersama warga.

Untuk cewek-cewek pagi ini sedikit bisa santai sambil mengerjakan spanduk yang perlu gotong royong untuk menyelesaikannya. Dibantu oleh beberapa Remaja Masjid, tugas menggunting huruf-huruf untuk backdrop pengajian kamis ini menjadi lebih cepat dan bisa santai. Namun pagi ini mendapat kejutan kabar bahwa rombongan DPL akan mengunjungi posko KKN di pamongan. Sontak kami pun bersiap untuk menyambut rombongan DPL sampai di posko kami. 

Hari ini seperti akan banyak tamu yang datang karena sebelumnya ada salah satu keluarga #KKN28 yang menjenguk dan beberapa Remaja Masjid yang datang membantu pembuatan banner.
Satu jam, Dua jam,  hingga berjam-jam namun DPL belum juga sampai yang akhirnya kami dapat telpon dari kelompok 27 kalau rombongan DPL tidak berani naik ke posko #KKN28 karena jalannya yang susah. 

Kami pun kecewa karena 'pilih kasih' nya mereka yang tidak mengunjungi kami. Harusnya kalau berani menempatkan mahasiswanya di pucuk gunung dengan jalan ekstrim juga harus bertanggung jawab untuk berani menjenguk mahasiswanya.

Sore tiba diiringi dengan hujan yang tiba juga hingga malam hari. Anak-anak pun masih juga datang untuk bimbel yang datang dengan baju basah kuyup. Rencana ba'da maghrib kami melanjutkan silaturahmi ke rumah-rumah tetangga namun hujan masih mengguyur jadilah kami membaca Tilawatil Qur'an bersama-sama dan menjadikannya sebagai agenda rutin hingga ketika nanti genap 40 hari di sini, saat akhir-akhir kami mengadakan khataman penutupan.

 
Sholat Maghrib pun kami lakukan berjamaah di rumah dan meruskan ngaji lagi hingga isya' tiba. Setelahnya kegiatan santai hingga malam ini terlelap dalam dinginnya hawa malam bercampur hujan.
On 06.03 by Unknown in    No comments
Matahari di setiap paginya seperti sebuah penanda hari telah berganti. Dan hari ini, pagi yang sangat indah datang menyapa Puncak Tumpakdoro yang damai. Matahari pagi menyibak langit malam timur Tumpakdoro dengan warna-warni auroranya. Pagi ini seperti tuntas sudah perjanjian untuk menyaksikan sunrise terindah di bentangan Tumpakdoro.

Cahaya mentari pagi seperti sayap burung yang mekar indahnya. Aah, alam pagi ini seperti memberikan secercah keindahannya kepada kami setelah satu minggu lamanya langit Tumpakdoro memendung. Pagi hari ini pun termulai dengan kalimat, "alhamdulillah, #KKN28 sudah berjalan satu minggu.."

Begitu indah warna "abstrak" di Langit Tumpakdoro pagi ini 

Hari ini tak terlalu banyak rencana besar seperti beberapa hari kemarin, hanya pergi ke Tegil cari kayu bakar, beberapa turun ke posko bawah untuk komparasi agenda, sebagian lain di rumah untuk mengajar Bimbel anak-anak sekitar, dan sorenya mengajar ke TPA As-Syafi'ah dan TPA Masjid Janur Musthofa.

Ketua #KKN28 berkata sebelum puasa lebih baik menimbun kayu bakar sebanyak-banyaknya karena Tegil-nya lumayan jauh dari rumah. Jadi berangkatlah anak cowok #KKN28 ke tegil untuk cari kayu.
Sedangkan cewek-cewek di rumah bersih-bersih dan juga masak seperti biasa. Karena hari cerah, hari ini kami menjemur kasur-kasur dan bantal-bantal.

Ba'da dhuhur dua dari kami mengajar di TPA Bibi Shafiah dan TPA Masjid. Untuk TPA Bibi hari ini seperti biasa ngaji satu-satu lantas ngaji kitab Ro'sun untuk pertama kalinya. Dan untuk TPA Masjid bawah diajar tajwid.

Setelah TPA, anak-anak datang ke posko untuk diajari Bimbel. Anak-anak di sini lucu, pagi hari sudah bimbel, siang hari datang lagi minta Bimbel dan sore datang lagi datang lagi. Itulah yang kami sukai dari anak-anak di sini, semangat belajar mereka begitu kuat.

Maghrib pun tiba, kami semua ikut jamaah di Masjid Baiturrahmah. Ada yang unik juga di Masjid ini, setelah sholat jamaah selesai, salah satu dari remaja Masjid membacakan beberapa hadist shahih tentang tema tertentu. Pak Kyai berkata agar masyarakat paham dengan dalil-dalil yang kejadiannya bisa saja ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Bisa dibilang, tingkat religiusitas masyarakat Tumpakdoro sudah lumayan tinggi. Terlihat dari cara mereka menghidupkan masjid, pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, diba'an dan kegiatan keagamaan lainnya. Kami beruntung bisa dapat posko dengan masyarakat yang seperti ini walaupun ada beberapa problem yang susah diselesaikan dalam waktu yang singkat. Begitulah cerita hari ini, Senin 23 Juni 2014.

Senin, 23 Juni 2014

On 19.12 by Unknown in    No comments
Ahad, 22 Juni 2014. Pagi hari ini secerah perasaan kami #KKN28, karena agenda utama hari ini hanya satu, Ekspedisi Air Terjun Parijotho. Sebuah Air Terjun yang masih perawan di balik lereng-lereng Gunung Wilis yang indah.
Seperti pagi biasanya, kami memasak sarapan pagi. Dan Nasi Goreng menjadi menu pagi ini, lalu sisanya kami bungkus pake daun pisang untuk bekal makan siang di air terjun. Setelah sarapan, semua cowok ikut kerja bakti membersihkan jalan bersama warga, sedangkan semua cewek membersihkan rumah.

Rencana Ekspedisi Air Terjun Parijotho hari ini sudah direncanakan jauh-jauh hari bersama beberapa posko di bawah, seperti 23, 24, 25, 26, dan 27, namun sampai pukul 08.00 mereka belum juga datang. Akhirnya setelah cowok-cowok #KKN28 pulang dari kerja bakti, kami beragkat lebih dulu. Kami mengabari ke kelompok bawah untuk mengikuti tali rafia merah yang kami pasang sebagai tanda di setiap persimpangan jalan. 

Kami berangkat ber-tiga belas, sepuluh orang #KKN28 (Tutut, Badri, Septi, Khoir, Nidya, Ira, Ubet, Deby, Devid, Izud) dan tiga orang anak-anak Tumpakdoro (Rika, Wita dan Rizal). Kami berangkat menyusuri jalan setapak yang biasa dilewati penduduk sekitar untuk pergi ke tegil mereka.  Matahari sudah naik cukup tinggi, namun udara tetap saja dingin. Semakin jauh dari peradaban semakin menawan pemandangan sekitar. 

Pemandangan menuju Parijotho

Kami semakin dibuat takjub dengan apapun yang kami temui. Sawah terasering dengan kemiringan ekstrim, hutan pinus yang dikerat untuk diambil getahnya, jurang yang curam, tebing yang terjal. Allahu Akbar!! Sungguh besar kekuasaan dan keindahan-Mu Yaa Allah. Hanya dengan tempat sekecil ini bertambahlah rasa syukur kami atas alam-Mu yang terbentang.

Ternyata jalan menuju sungai yang jernih tadi harus melewati bebatuan dengan air yang mengalir dengan kemiringan mencapai 90 derajat! Kami pun turun dengan gaya "climbing" dan memilih pijakan yang tepat agar tidak jatuh. Sesampainya di bawah terdapat batu besar bertuliskan "Welcome to Parijotho".
Kami pun langsung "ciblung" dalam air yang super jernih dan super dingin.

Batu Besar dengan Coreten "Welcome to Parijotho" berwarna Biru

Air Parijotho yang Jernih dan Dingin

"Mana sih air terjunnya?" salah satu teman nyeletuk begitu saja dan ternyata air terjunnya ada di balik tebing yang tak telihat dari tempat kami turun. Subhanallah!! Air terjun yang cukup deras mengalir indah dari ketinggian sekitar 50 meter. Kata Erika, ini masih Air Terjun tingkat satu dan masih ada 9 tingkat lagi!

Bias Matahri di Air Terjun Parijotho

"Kenapa dinamakan Parijotho?" penulis sempat bertanya kepada Rizal. Kisahnya, dahulu sekitar tahun 2011-2012 an, Pak Sarni, sang penemu air terjun berniat menyusuri sungai untuk mencari kayu. Ternyata Pak Sarni malah bertemu dengan air terjun hingga sembilan tingkat. Di salah satu tingkatan air terjun, Pak Sarni menemukan "Pari Sak Jotho" atau sebatang padi, lantas air terjun ini dinamakan Parijotho.

Kami pun membuka bekal Nasi Goreng yang kami bungkus dengan daun pisang di pinggir sungai. disusul beberapa menit kemudian sampailah rombongan dari kelompok KKN Mojo lainnya. Setelah kurang lebih satu jam, pukul 11.00 kami #KKN28 memutuskan untuk kembali ke posko karena malamnya ada agenda diba'an dan jam 14.00 harus ke Bibi untuk ngajar TPA.

Perjalanan pun kami tempuh selama 2 jam, karena capeknya berjalan kaki dengan jalan yang menanjak sangat ekstrim. Jam 13.00 kami sampai di posko dengan satu kata "gemporrrr" !! Tapi begitulah hukum alam, untuk melihat keindahan harus bertemu dulu dengan kesusahan.
Jam 14.00 beberapa dari kami bersiap untuk mengajar TPA dan Bimbel di rumah. Maghrib pun tidak boleh absen untuk sholat berjamaah di Masjid, walaupun kaki sudah tak dapat dikompromi untuk tidak merasa pegal.

Ba'da Isya' kami bersiap untuk ikut Diba'an Remaja. Walaupun capeknya minta ampun kami semua tetap berangkat. Ada yang unik dalam konsep Diba'an Remaja di Tumpakdoro ini. Kalau biasanya diba'an hanya menyanyi saja dan ada aturan untuk kalimat yang dibaca, namun diba'an malam ini lebih mirip dengan rebana'an. Jadi setiap orang berhak memilih lagu seperti Alfu Salam, Yaa Imamar Rusli, Yaa Nabi Salam dan remaja putra yang menabuh rebananya.

Rasa capek dan kantuk pun seakan hilang karena irama yang membuat semangat hingga tak terasa jam 22.00 baru selesai. Kami berjalan pulang dan langsung istirahat karena sangat capeknya badan.
Terima kasih untuk hari ini Allah, Kau tunjukkan lagi kebesaran-Mu lewat alam-Mu di Parijotho.
On 17.38 by Unknown in    No comments
Pagi hari ini matahari menampakkan sedikit sinarnya dan menyibak kabut pagi tebal khas pegunungan. Kami jalan-jalan pagi untuk mengucapkan selamat pagi matahari Tumpakdoro di atas balkon rumah Bu Bayan. Walaupun belum menjadi sunrise terbaik, namun sinar jingga matahari kali ini cukup membuat cerahnya pagi terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Sarapan pagi ini kami memilih menu pecel, yang bahkan bahan-bahannya tidak ada yang kami beli karena semua sudah tersedia di alam. Seperti biasa tugas sudah terbagi rata saat evaluasi malam kemarin.
Ada yang mewakili ikut perpisahan ke TK, ada yang harus pulang untuk beberapa keperluan, dan tentunya ada yang jaga rumah.

Perpisahan di TK hari ini ramai dengan serangkaian sambutan-sambutan yang membuat kami sedikit kaget karena terlalu banyaknya yang memberi sambutan, jadi seperti lomba sambutan saja. Mulai dari Pak Kades, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Bu Guru, Perwakilam Komite Sekolah, Wali Murid, tim KKN, Tamu Undangan SD, terlebih lagi dari murid TK yang sambutannya paling lucu juga tak mau ketinggalan. Dengan logat khas anak-anak bergigi susu yang tanggal serta gaya "innocent" mereka.

Selesai sambutan, barulah anak-anak menampilkan tarian dan fashion show mereka. Acara dilanjut dengan pengumuman siswa-siswi terbaik dan penyerahan ijazah. Ada cerita lucu ketika penyerahan ijazah. Sherly, putri Ibu Sukarmi mendapat juara II harapan sebagai siswi berprestasi dan maju ke depan mendapat hadiah. Sedangkan Pino, putra Mbak Supin hanya menerima ijazah saja, lalu dengan PD-nya dia berceloteh di depan panggung "loo lha aku kok entok foto tok?", sontak semua orang di dalam ruangan tertawa.

Untuk yang dapat tugas pulang akan selalu mendapat titipan dengan list yang banyak. Hari ini dapat titipan untuk membuat kartu prestasi TPA, mengambil kitab (Ro'sun, Alala dan 'Aqidatul Awam), menyerahkan laporan pipa, mengambil print, ke kampus melihat pengumuman, mampir-mampir ke toko untuk beli titipan teman yang lain.

Bagi yang jaga rumah, ba'da dhuhur mengajar TPA di Rumah Bibi Shafiah dan Masjid Bawah. Malamnya seperti biasa, evaluasi kegiatan hari ini dan merencanakan program untuk besok hari. Malam semakin larut, kabut selalu turun seperti selimut tebal yang mendinginkan Tumpakdoro. Membuat kami semakin nyaman terlelap dalam malam berkabut.

Sabtu, 21 Juni 2014

On 17.53 by Unknown in    No comments
Tumpakdoro Jumat 20 Juni 2014. Gerimis mengawali jumat yang barokah hari ini. Seperti kaimat magis orang tua masih terdengar menggema di langit Tumpakdoro yakni "nek wis kadung udan iso sampek sak uku". Ya sudah, biarkan alam menyelesaikan kalimatnya namun kami harus tetap bekerja.

Pagi itu kami mengantongi beberapa agenda seperti pergi ke TK persiapan perpisahan, membuat kartu prestasi TPA, pergi ke Desa menemui Pak Carek, hingga jaga rumah dan ikut Ibuk rewang ke rumah Mbah Bayan.
Tugas pun terbagi rata dan diterima dengan tanggung jawab.

Tugas ke TK hari ini adalah mendekorasi panggung perpisahan untuk besok Sabtu. Menata kelas yang menjadi aula untuk perpisahan dan membuat banner tulisan.
Untuk acara perpisahan kali ini kelompok #KKN28 bekerja sama dengan kelompok #KKN27 dan #KKN25. Ada yang mendekor, ada yang membersihkan ruang kelas, menata bangku, melatih fashion show anak-anak dan melatih nari untuk acara hiburan saat perpisahan. Persiapan pun semakin meriah karena melihat gelak lucu anak-anak TK yang menari-nari lucu.

Tugas lain hari ini adalah menanyakan tentang Pipa kepada Pak Carek. Tugas ini adalah tugas langsung dari Bupati yakni pendataan kebutuhan pipa yang kurang atau minta diganti untuk sistem irigasi. Dari Pak Carik ternyata yang tau informasi itu adalah Pak Ketua IPAM se-pamongan yakni Pak Abdul Seriantika.

Sampai di rumah pak Abdul ternyata kebutuhan pipa di Tumpakdoro berukuran 3 dim sejauh 2,6 km dari Sumber Do Muleh hingga pipa utama saluran ke rumah- rumah. Pak Abdul bahkan punya wacana untuk mengganti Sumber Do Muleh dengan Sumber yang lebih jauh di dekat air terjun dholo yakni Sumber Ngluruh yang membutuhkan pipa sekitar 16 km.

Tugas lain di rumah adalah seperti biasa bersih-bersih dan hari ini Ibuk pergi 'rewang' di acara tingkepan cucu Mbah Bayan.
Setiap jumat TPA libur karena ba'da sholat jumat ada acara Diba'an Ibu-Ibu. Kami pun cewek-cewek ikut serta dalam acara ini. Mbak Supin, putri Ibu Sukarmi membuka acara yang disusul dengan pembacaan ayat Al-Qur'an oleh Kak Septi.  Diba'an dimana pun itu hampir sama walaupun ada beberapa bagian yang berbeda.


Acara diba' selesai dan pembawa acara meminta salah satu dari kami mewakili untuk sambutan. Kak Tutut pun mewakili sambutan yang intinya berterima kasih sudah diijinkan berada majelis siang itu. Setelah acara diba' selesai adik-adik bilang untuk Bimbel.

Maghrib pun tiba kami sholat di Masjid Baiturrahim dan malamnya kami evaluasi seperti biasa ditemani dengan makan bersama. Sederhana namun penuh canda tawa. Itulah #KKN28.

Jumat, 20 Juni 2014

On 20.11 by Unknown   No comments
Seperti sebuah tantangan tersendiri untuk bangun saat adzan paling istimewa dikumandangkan dan mengambil air wudhu sedingin es batu. Hawa dingin bawah celcius 25 menjadi hal baru yang harus cepat kami adaptasikan dengan kondisi tubuh orang lembah yang biasa panas. 
Subuh hingga pagi disini menjadi sebuah moment tersendiri untuk kami saat duduk melingkar di depan tungku api pengusir dingin pagi hari. Mata yang terus ingin terpejam, hawa dingin yang menusuk, hangat depan tungku api, serta candaan renyah dari kawan-kawan atau cerita serius dari mereka. Moment pagi hari selalu menawan di Tumpakdoro. 
Pagi ini tidak masak karena sayur semalam masih lumayan banyak ditambah dengan Ibuknya masak "Bobor Godong Telo" membuat pagi hari ini tidak terlalu ribet dengan urusan dapur. Kami pun berniat untuk jalan-jalan ke tegil bersama. 

Jalan-Jalan Pagi ke Tegil
Alam Pagi Tumpakdoro, Jajaran Pegunungan Wilis

Beceknya jalan sisa hujan semalam, kabut tebal pagi hari, kicauan burung pagi, suara aliran air dan percikan embun yang tertinggal di dedaunan menemani jalan-jalan pagi hari ini. Sayang matahari masih bersembunyi di mendung dan kabut menghasilkan gradasi warna orange samar diantara bebukitan dan pucuk pohon pinus. Kami jalan-jalan di sepanjang jalan menuju tegil. Di sisi kiri jalan terdapat sungai kecil yang mengalir deras dan dingin. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami menemukan spot yang tepat untuk melihat landscape perbukitan tumpakdoro. Seperti tak ada habis-habisnya jajaran pegunungan wilis membentuk tingkatan-tingkatan bukit yang indah.
Pukul 07.00 kami sampai di rumah posko #KKN28 dengan kondisi sandal kami yang 'gimbal' tanah merah akibat becek hujan. Setelah sarapan bersama kami siap-siap dengan agenda kami masing-masing. 4 anak ikut pembekalan II di Masjid Kemuning, dan sisanya pergi ke TK untuk membantu mempersiapkan perpisahan. 
Pembekalan KKN II di Masjid Kemuning

Pembekalan KKN II ini adalah terusan dari pembekalan KKN selama 2 hari Mei lalu, namun pembekalan kali ini membahas tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid dan Pelaporan Audiovisual. Acara pembekalan dimulai pukul 10.00 sampai 12.00 untuk sesi materi pemberdayaan masyarakat berbasis masjid dan pukul 13.00 sampai 14.30 pelatihan Audiovisual untuk laporan KKN dengan video. 
Untuk teman-teman yang di rumah karena TPA libur, maka agenda siang hari adalah masak setelahnya menemani adek-adek membaca buku dan bermain. Ba'da maghrib meneruskan silaturahmi ke tetangga dan setelah semua berkumpul makan malam serta rapat evaluasi seperti biasa. Malam ini rapat evaluasi berdurasi sedikit panjang karena setelah pembekalan tadi pagi kami mendapat banyak masukan untuk memperbaiki program-program menjadi lebih baik.