Catatan 40 hari #KKN28 Tumpakdoro

Minggu, 29 Juni 2014

On 20.43 by Unknown in    No comments

Satu hari menjelang ramadhan. Berbagai penyambutan selalu dilakukan semua umat muslim, tak terkecuali muslim di Tumpakdoro. #KKN28 hari ini pun ikut serta menyambut ramadhan bersama warga dengan segala istiadatnya.

Pagi hari kami melakukan bersih-bersih hingga masak pagi untuk terakhir kalinya sebelum ramadhan tiba. Sebenarnya hari ini kami mempunyai jadwal untuk Ekspedisi Pancuran Songo, sebuah tempat yang disana ada patung yang memancarkan air, namun karena mendadaknya rencana kami tidak jadi pergi kesana dan memilih untuk stay di rumah membantu Ibuk Sukarmi mempersiapkan Megengan nanti sore.

Ada yang unik dengan tradisi megengan disini. Dalam berkat megengannya ada satu ayam yang kalau di rumah kami diingkung, namun disini disuji atau dibakar. Jadi sebelum dimasak, ayam di belah jadi dua, ditusuk lalu dibakar diatas bara api. Kata Ibuknya, kalau masak ayam megengan namun tidak suji, sama seperti makan ayam yang tidak dimasak matang.

Ada tradisi unik pula tentang Sesajen di Tumpakdoro. Masyarakat pegunungan disini masih mempunyai hubungan sangat dekat dengan para leluhur sehingga sebelum ramadhan dan sebelum lebaran selalu membuat Sesajen. Seperti menyediakan makanan dan minuman kebanyak leluhur yang sudah meninggal.

Kalau di rumah Ibu Sukarmi ada 18 leluhur jadilah jumlah piring juga ada 18. Kopi pun diseduhkan sebanyak 18 gelas kopi. Ada beberapa leluhur yang meninggal saat masih kecil, jadi disiapkan piring tersendiri serta makanan yang mudah dijangkau oleh anak-anak.

Karena sesajennya ditaruh di meja. Dalam seperangkat sesajen, selain makanan dan minuman ada pula Tempat Kinang serta isinya seperti Daun Sirih, Tembakau, Pinang, Rokok dan bahan lain untuk "Nginang". Saat ditanya tentang maksud Sesajen ini, Pak Jito menjawab bahwa semua ini hanyalah dalam rangka menjalankan tradisi yang sudah turun temurun.

Dalam tradisi megengan ada satu jajanan khas yang tidak pernah ketinggalan pada serangkaian berkat dari megengan yakni kue apem yang sebenarnya membawa filosofi saling memaafkan satu sama lain karena kata dasar dari kue apem adalah berasal dari bahasa arab 'afhum' yang berarti memaafkan. Jadilah tradisi megengan seperti sebuah acara untuk menyambut bulan ramadhan serta ajang saling memaafkan antar sesama muslim. Selain itu juga untuk mengungkapkan rasa syukur atas rejeki yang diberikan oleh Allah dengan berbagi makanan satu sama lain.

Ba'da ashar, Pak Jito dan beberapa anak cowok #KKN28 ikut megengan yang dilaksanakan di rumah Pak RT. Karena besok puasa pertama jadilah malam ini dilaksanakan sholat tarawih di Masjid. Ibuk bilang sebelum isya' harus sudah berangkat karena kalau awal-awal puasa semua orang selalu tumplek blek untuk ikut tarawih. Dan ternyata benar, masjid sudah penuh dengan orang padahal adzan isya' belum dikumandangkan.

Sholat tarawih dilaksanakan sebanyak 23 rakaat dengan 3 rakaat witir.
Setelah tarawih sebenarnya ada jadwal tadarus di Masjid namun kami memilih untuk melanjutkan silaturahmi di rumah Pak Surani. Bisa dibilang Pak Surani adalah Juru Kunci Pegunungan Wilis yang juga sebagai penemu beberapa air terjun seperti Air Terjun Dholo, Irenggolo dan Parijotho.

Beliau cerita banyak mengenai sejarah dukuh Tumpakdoro (InsyaAllah akan kami ceritakan dalam Sejarah Tumpakdoro).  Pak Surani sangat menyambut kami bahkan kami diminta untuk makan malam di rumah beliau walaupun sebenarnya kami sudah kenyang makan berkat megengan tadi, namun sedikit-sedikit kami tetap makan untuk menghormati.

Sekitar pukul 09.00 malam kami pun berpamitan dan sesampainya di rumah kami melakukan evaluasi seperti setiap malamnya. Marhaban Yaa Ramadhan.
Kami disini siap untuk menyambutmu.

Sabtu, 28 Juni 2014

On 16.58 by Unknown in    No comments
Bisa dibilang Jumat ini adalah Jumat paling santai untuk #KKN28. Hanya jadwal biasa seperti ngajar TPA dan Bimbel, tidak seperti kemarin yang full acara dari pagi hingga malam. 

Pagi seperti biasa, menyambut sang mentari yang hari ini bersinar dengan silaunya. Jadwal piket pun berjalan seperti biasanya dengan tugas masak pagi, menyapu halaman rumah, menyapu dalam rumah, cuci piring dan buang sampah. Alhamdulillah, kami mendapat rumah sebagai posko KKN yang keluarganya sangat menjaga kebersihan, jadi kami juga semangat membersihkannya.

Hari ini ada beberapa yang pulang mengambil keperluan, ada yang nyekar dan ada yang rapat dengan kelompok 26 tentang Pondok Ramadhan nanti. Jadi, nanti tanggal 14 - 19 Juli di SD Pamongan II mengadakan pondok Ramadhan dengan kami, anak-anak #KKN26, #KKN27 dan #KKN28 sebagai pengisi materinya. Namun karena ada suatu hal, kelompok #KKN27 mengundurkan diri sebagai panitia, jadilah hanya #KKN26 dan #KKN28 saja yang mengurusi pondok ramadhan di SD Pamongan II. #KKN28 kebagian meng-handle kelas 3,4,5 dengan materi seperti Fiqh, Akidah Akhlaq dan Tentang Puasa.

Hari ini salah dua dari kami (Devid dan Izzud) diminta untuk membantu melipat kertas suara di Kecamatan oleh Pak Bayan. Sebelum berangkat, KKN kami semua diperingatkan jangan sampai ikut urusan politik Capres dan Caewapres.  Sorenya seperti biasa, ada yang mengajar di Masjid Bawah dan Bimbel. Namun di TPA Bibi setiap jumat libur.

Malamnya setelah sholat berjamaah di Masjid kami silaturahmi di rumah Pak Sukirno selaku Kyai di sini untuk bertanya tentang Sejarah Masjid Baiturrohim. Menurut sejarah Masjid Baiturrohim Tumpakdoro sebelum taun 2004 masih berupa Angkringan atau Musholla kecil. Masjid ini didirikan atas swadaya masyarakat sendiri. Ketika bangunan sudah jadi kendalanya adalah tidak adanya jamaah yang datang untuk berjamaah. Penyebabnya, sekitar masjid ini banyak yang memelihara anjing walaupun Islam, atau kasarnya disebut Islam KTP.

Di Tumpakdoro sendiri ada sekitar 200 ekor anjing, dan satu rumah minimal mempunyai 3 anjing. Melihat keadaan ini, Pak Kirno yang menjadi Kyai di Tumpakdoro bertanya kepada sahabatnya dan disarankan untuk membaca ayat kursi sambil 'ngubengi' desa satu minggu sekali. Dari bacaan tersebut anjingnya banyak yang mati dan pergi dari dukuh ini.

Anjuran lainnya adalah dengan silaturahmi ke sesama warga sehingga tahun 2006 Masjid mulai ramai orang-orang hingga sekarang. Nilai kekeluargaan di Tumpakdoro memang sangat begitu erat karena silaturahmi yang terus dijaga dari dulu hingga sekarang. Setelah Masjid sepenuhnya jadi, Pak Kirno sowan ke Kyai Ashari Pondok Maesan tanya untuk nama masjid, oleh Kiyai Ashari diberi nama Baiturrohim.
 
Hari ini mendapat cerita yang luar biasa walaupun hari ini disebut jumat santai. #KKN28, setiap hari luar biasa!!
On 04.07 by Unknown in    No comments
Kamis hari ini, #KKN28 punya jadwal yang padat dari pagi hingga malam hari. Pagi hingga Sore khataman di TPA As-Syafi'ah, Sore sampai maghrib tahlilan di Bibi, Maghrib hingga Isya', tahlilan di Masjid Baiturrohim, Isya' hingga malam sekitar jam 10.00an pengajian penyambutan Bulan Ramadhan.

#KKN28 dapat undagan untuk khataman di Bibi, kami berempat Badriyah, Tutut, Khoir dan Septi bertugas khataman di sana bergantian dari pagi hingga sore. Khataman pun dimulai pukul 05.30 pagi dan sekitar jam 07.00 sudah sampai Juz 15 karena ngajinya 'susul-susulan'. Selain kami berempat banyak juga remaja-remaja yang ikut serta, maka dari itu ngajinya cukup cepat.


Karena khataman terlalu cepat selesai, jadilah ketika sampai juz 22 dibaca dan disemak bersama-sama. Lalu sekitar pukul 03.30 barulah khatam. Sebelumnya, jam 07.00an pagi tadi saat kami ngaji, kak Tutut, mendapat kabar bahwa salah satu kerabat dekatnya meninggal, Minyin. Tak lupa kami pun berdoa bersama mendoakan tempat yang terbaik untuk Minyin-nya. Kami berempat pun pulang dan dibawai berkat satu-satu yang di dalamnya ada amplop. Kami merasa lucu mendapat amplop padahal hanya ngaji saja.
Acara dilanjut tahlilan di Bibi yang mengundang semua cowok #KKN28. Sore ini pun posko #KKN28 penuh dengan berkat. Saat Ashar, kami memasang tulisan untuk backdrop Pengajian di Masjid nanti malam. "Marhaban Yaa Ramadhan 1435 H". Maghrib pun tiba, kami sholat maghrib di Masjid dilanjut dengan tahlilan hingga Isya'. Malam ini kabut tebal menyelimuti Tumpakdoro. Malam hari jadi seperti scene film horor.

Inilah backdrop pengajian dengan tulisan "Marhaban Yaa Ramadhan 1435 H" yang kami buat bersama-sama

Acara Pengajian dimulai pukul 07.30 malam dengan pembawa acara dari #KKN28, Ubet. Lantunan qiroah diwakili dari Remaja Masjid. Sambutan kelompok #KKN28 diwakili oleh Izzud yang menyampaikan visi misi #KKN28 dan juga permintaan bimbingannya kepada #KKN28 dari masyarakat Tumpakdoro. Sambutan selanjutnya adalah dari Pak Kyai Sukirno yang intinya menyampaikan tentang Hikmah Ramadhan.
Setelahnya istirahat sebentar dan panitia membagikan konsumsi berupa nasi bungkus dari swadaya per-rumah. Setelah istirahat kami kira akan ada seorang menyampaikan mauidhoh khasanah namun ternyata hingga selesai hanya sholawat banjari saja. Ternyata begini cara masyarakat Tumpakdoro mengadakan sebuah pengajian penyambutan ramadhan.
Hari ini sangat penuh jadwal, penuh perasaan tak terkira, penuh pengabdian langsung kepada masyarakat. Selamat datang ramadhan, kami menyambutmu disini, di Tumpakdoro, #KKN28.  

Kamis, 26 Juni 2014

On 23.32 by Unknown in    No comments

 Matahari terbit selalu berbeda di setiap harinya, hingga penulis tak pernah absen untuk menyambut sang fajar menyingsing dan matahari perlahan terbit. 

Rabu ini kami ingin sesuatu yang beda. Yang biasanya hanya belanja masakan seadanya, hari ini kami ingin belanja yang special sehingga bendahara kami turun ke Pasar Jati Malang untuk berbelanja besar. Di daerah Mojo ini ada yang unik tentang Pasar. Kalau biasanya Pasar selalu netap disatu tempat namun disini pasarnya pindah sesuai dengan hari pasaran. Hari wage di Pasar Pamongan, Hari Kliwon dan Pahing di Jati Malang, Pon di Mojo, dan Legi di Ngadi.

Hiruk pikuk di Pasar Jati Malang

Untuk Pasar Mojo, setiap hari ada namun pasarannya atau hari ramainya setiap Pon. Pasar Mojo ini yang paling besar diantara pasar-pasar lainnya. Kalau Pasar Jati Malang, penjualnya bisa berpindah tempat sesuka hati. Jika satu penjual tidak datang, penjual lain bisa menempati tempatnya. Karena hari ini bisa ke pasar jadilah #KKN28 makan dengan menu dengan sedikit spesial yakni Soto Ayam. Alhamdulillah.

Sorenya seperti biasa 2 orang diutus mengajar di TPA As-Syafi'ah dan TPA Masjid Janur Musthofa. Untuk TPA As-Syafi'ah murid-nya lumayan banyak sekitar 30-an. Pendiri TPA ini adalah Bibi Syafi'ah oleh karenanya kami sepakat menamai TPA Bibi dengan nama beliau. Ada yang membuat kami sedikit bangga saat Bibi bilang senang dengan #KKN28 karena punya inisiatif untuk memajukan TPA nya seperti membuatkan Kartu Prestasi, Mengajar beberapa kitab, dan merumuskan jadwal ngaji. Beda dengan KKN tahun lalu yang hanya ngajar mengikuti jadwal Bibi. Alhamdulillah.

Untuk TPA Masjid murid-nya hanya 8-an anak namun Rebana Masjid Janur Musthofa ini terkenal hebatnya. Di Tumpakdoro ini terkenal dengan diba'an-nya yang diiringi rebana. Pertama kali ikut diba'an disini kami sedikit kaget dengan model diba'an-nya yang tidak sama dengan diba'an kami biasanya. Disini diba'an tidak membaca kitab diba' namun lagu-lagu sholawat yang biasanya dinyanyikan oleh Sulis.... Unik, sangat unik.

Malamnya kami evaluasi membicarakan tentang acara besok yang padat dari pagi hingga malam. Mulai dari khataman, Tahlilan dan Pengajian di Masjid untuk menyambut Ramadhan. Alhamdulillah hari ini selesai begitu indahnya untuk menyambut besok yang penuh dengan jadwal yang barokah.

Rabu, 25 Juni 2014

On 06.10 by Unknown in    No comments
Seperti cerita sebelumnya, awal cerita selalu tentang bagaimana matahari pagi menyapa alam Tumpakdoro. Pagi ini cerah dan matahari terlihat bundar orange di ufuk timur yang perlahan naik meninggalkan horizonnya. Hari ini tak banyak rencana, hanya beberapa agenda rutin yang sudah berjalan seminggu ini. 

 
Bundar dan jingga, itulah sapaan mentari di hari kedelapan ini

Pagi sekali kami sudah dapat tamu dari kelompok 26 yang meminta bantuan kerjasama untuk membersihkan gorong-gorong depan SD Pamongan II. Setelahnya, cowok-cowok langsung ikut mengepel Masjid bersama warga.

Untuk cewek-cewek pagi ini sedikit bisa santai sambil mengerjakan spanduk yang perlu gotong royong untuk menyelesaikannya. Dibantu oleh beberapa Remaja Masjid, tugas menggunting huruf-huruf untuk backdrop pengajian kamis ini menjadi lebih cepat dan bisa santai. Namun pagi ini mendapat kejutan kabar bahwa rombongan DPL akan mengunjungi posko KKN di pamongan. Sontak kami pun bersiap untuk menyambut rombongan DPL sampai di posko kami. 

Hari ini seperti akan banyak tamu yang datang karena sebelumnya ada salah satu keluarga #KKN28 yang menjenguk dan beberapa Remaja Masjid yang datang membantu pembuatan banner.
Satu jam, Dua jam,  hingga berjam-jam namun DPL belum juga sampai yang akhirnya kami dapat telpon dari kelompok 27 kalau rombongan DPL tidak berani naik ke posko #KKN28 karena jalannya yang susah. 

Kami pun kecewa karena 'pilih kasih' nya mereka yang tidak mengunjungi kami. Harusnya kalau berani menempatkan mahasiswanya di pucuk gunung dengan jalan ekstrim juga harus bertanggung jawab untuk berani menjenguk mahasiswanya.

Sore tiba diiringi dengan hujan yang tiba juga hingga malam hari. Anak-anak pun masih juga datang untuk bimbel yang datang dengan baju basah kuyup. Rencana ba'da maghrib kami melanjutkan silaturahmi ke rumah-rumah tetangga namun hujan masih mengguyur jadilah kami membaca Tilawatil Qur'an bersama-sama dan menjadikannya sebagai agenda rutin hingga ketika nanti genap 40 hari di sini, saat akhir-akhir kami mengadakan khataman penutupan.

 
Sholat Maghrib pun kami lakukan berjamaah di rumah dan meruskan ngaji lagi hingga isya' tiba. Setelahnya kegiatan santai hingga malam ini terlelap dalam dinginnya hawa malam bercampur hujan.
On 06.03 by Unknown in    No comments
Matahari di setiap paginya seperti sebuah penanda hari telah berganti. Dan hari ini, pagi yang sangat indah datang menyapa Puncak Tumpakdoro yang damai. Matahari pagi menyibak langit malam timur Tumpakdoro dengan warna-warni auroranya. Pagi ini seperti tuntas sudah perjanjian untuk menyaksikan sunrise terindah di bentangan Tumpakdoro.

Cahaya mentari pagi seperti sayap burung yang mekar indahnya. Aah, alam pagi ini seperti memberikan secercah keindahannya kepada kami setelah satu minggu lamanya langit Tumpakdoro memendung. Pagi hari ini pun termulai dengan kalimat, "alhamdulillah, #KKN28 sudah berjalan satu minggu.."

Begitu indah warna "abstrak" di Langit Tumpakdoro pagi ini 

Hari ini tak terlalu banyak rencana besar seperti beberapa hari kemarin, hanya pergi ke Tegil cari kayu bakar, beberapa turun ke posko bawah untuk komparasi agenda, sebagian lain di rumah untuk mengajar Bimbel anak-anak sekitar, dan sorenya mengajar ke TPA As-Syafi'ah dan TPA Masjid Janur Musthofa.

Ketua #KKN28 berkata sebelum puasa lebih baik menimbun kayu bakar sebanyak-banyaknya karena Tegil-nya lumayan jauh dari rumah. Jadi berangkatlah anak cowok #KKN28 ke tegil untuk cari kayu.
Sedangkan cewek-cewek di rumah bersih-bersih dan juga masak seperti biasa. Karena hari cerah, hari ini kami menjemur kasur-kasur dan bantal-bantal.

Ba'da dhuhur dua dari kami mengajar di TPA Bibi Shafiah dan TPA Masjid. Untuk TPA Bibi hari ini seperti biasa ngaji satu-satu lantas ngaji kitab Ro'sun untuk pertama kalinya. Dan untuk TPA Masjid bawah diajar tajwid.

Setelah TPA, anak-anak datang ke posko untuk diajari Bimbel. Anak-anak di sini lucu, pagi hari sudah bimbel, siang hari datang lagi minta Bimbel dan sore datang lagi datang lagi. Itulah yang kami sukai dari anak-anak di sini, semangat belajar mereka begitu kuat.

Maghrib pun tiba, kami semua ikut jamaah di Masjid Baiturrahmah. Ada yang unik juga di Masjid ini, setelah sholat jamaah selesai, salah satu dari remaja Masjid membacakan beberapa hadist shahih tentang tema tertentu. Pak Kyai berkata agar masyarakat paham dengan dalil-dalil yang kejadiannya bisa saja ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Bisa dibilang, tingkat religiusitas masyarakat Tumpakdoro sudah lumayan tinggi. Terlihat dari cara mereka menghidupkan masjid, pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, diba'an dan kegiatan keagamaan lainnya. Kami beruntung bisa dapat posko dengan masyarakat yang seperti ini walaupun ada beberapa problem yang susah diselesaikan dalam waktu yang singkat. Begitulah cerita hari ini, Senin 23 Juni 2014.

Senin, 23 Juni 2014

On 19.12 by Unknown in    No comments
Ahad, 22 Juni 2014. Pagi hari ini secerah perasaan kami #KKN28, karena agenda utama hari ini hanya satu, Ekspedisi Air Terjun Parijotho. Sebuah Air Terjun yang masih perawan di balik lereng-lereng Gunung Wilis yang indah.
Seperti pagi biasanya, kami memasak sarapan pagi. Dan Nasi Goreng menjadi menu pagi ini, lalu sisanya kami bungkus pake daun pisang untuk bekal makan siang di air terjun. Setelah sarapan, semua cowok ikut kerja bakti membersihkan jalan bersama warga, sedangkan semua cewek membersihkan rumah.

Rencana Ekspedisi Air Terjun Parijotho hari ini sudah direncanakan jauh-jauh hari bersama beberapa posko di bawah, seperti 23, 24, 25, 26, dan 27, namun sampai pukul 08.00 mereka belum juga datang. Akhirnya setelah cowok-cowok #KKN28 pulang dari kerja bakti, kami beragkat lebih dulu. Kami mengabari ke kelompok bawah untuk mengikuti tali rafia merah yang kami pasang sebagai tanda di setiap persimpangan jalan. 

Kami berangkat ber-tiga belas, sepuluh orang #KKN28 (Tutut, Badri, Septi, Khoir, Nidya, Ira, Ubet, Deby, Devid, Izud) dan tiga orang anak-anak Tumpakdoro (Rika, Wita dan Rizal). Kami berangkat menyusuri jalan setapak yang biasa dilewati penduduk sekitar untuk pergi ke tegil mereka.  Matahari sudah naik cukup tinggi, namun udara tetap saja dingin. Semakin jauh dari peradaban semakin menawan pemandangan sekitar. 

Pemandangan menuju Parijotho

Kami semakin dibuat takjub dengan apapun yang kami temui. Sawah terasering dengan kemiringan ekstrim, hutan pinus yang dikerat untuk diambil getahnya, jurang yang curam, tebing yang terjal. Allahu Akbar!! Sungguh besar kekuasaan dan keindahan-Mu Yaa Allah. Hanya dengan tempat sekecil ini bertambahlah rasa syukur kami atas alam-Mu yang terbentang.

Ternyata jalan menuju sungai yang jernih tadi harus melewati bebatuan dengan air yang mengalir dengan kemiringan mencapai 90 derajat! Kami pun turun dengan gaya "climbing" dan memilih pijakan yang tepat agar tidak jatuh. Sesampainya di bawah terdapat batu besar bertuliskan "Welcome to Parijotho".
Kami pun langsung "ciblung" dalam air yang super jernih dan super dingin.

Batu Besar dengan Coreten "Welcome to Parijotho" berwarna Biru

Air Parijotho yang Jernih dan Dingin

"Mana sih air terjunnya?" salah satu teman nyeletuk begitu saja dan ternyata air terjunnya ada di balik tebing yang tak telihat dari tempat kami turun. Subhanallah!! Air terjun yang cukup deras mengalir indah dari ketinggian sekitar 50 meter. Kata Erika, ini masih Air Terjun tingkat satu dan masih ada 9 tingkat lagi!

Bias Matahri di Air Terjun Parijotho

"Kenapa dinamakan Parijotho?" penulis sempat bertanya kepada Rizal. Kisahnya, dahulu sekitar tahun 2011-2012 an, Pak Sarni, sang penemu air terjun berniat menyusuri sungai untuk mencari kayu. Ternyata Pak Sarni malah bertemu dengan air terjun hingga sembilan tingkat. Di salah satu tingkatan air terjun, Pak Sarni menemukan "Pari Sak Jotho" atau sebatang padi, lantas air terjun ini dinamakan Parijotho.

Kami pun membuka bekal Nasi Goreng yang kami bungkus dengan daun pisang di pinggir sungai. disusul beberapa menit kemudian sampailah rombongan dari kelompok KKN Mojo lainnya. Setelah kurang lebih satu jam, pukul 11.00 kami #KKN28 memutuskan untuk kembali ke posko karena malamnya ada agenda diba'an dan jam 14.00 harus ke Bibi untuk ngajar TPA.

Perjalanan pun kami tempuh selama 2 jam, karena capeknya berjalan kaki dengan jalan yang menanjak sangat ekstrim. Jam 13.00 kami sampai di posko dengan satu kata "gemporrrr" !! Tapi begitulah hukum alam, untuk melihat keindahan harus bertemu dulu dengan kesusahan.
Jam 14.00 beberapa dari kami bersiap untuk mengajar TPA dan Bimbel di rumah. Maghrib pun tidak boleh absen untuk sholat berjamaah di Masjid, walaupun kaki sudah tak dapat dikompromi untuk tidak merasa pegal.

Ba'da Isya' kami bersiap untuk ikut Diba'an Remaja. Walaupun capeknya minta ampun kami semua tetap berangkat. Ada yang unik dalam konsep Diba'an Remaja di Tumpakdoro ini. Kalau biasanya diba'an hanya menyanyi saja dan ada aturan untuk kalimat yang dibaca, namun diba'an malam ini lebih mirip dengan rebana'an. Jadi setiap orang berhak memilih lagu seperti Alfu Salam, Yaa Imamar Rusli, Yaa Nabi Salam dan remaja putra yang menabuh rebananya.

Rasa capek dan kantuk pun seakan hilang karena irama yang membuat semangat hingga tak terasa jam 22.00 baru selesai. Kami berjalan pulang dan langsung istirahat karena sangat capeknya badan.
Terima kasih untuk hari ini Allah, Kau tunjukkan lagi kebesaran-Mu lewat alam-Mu di Parijotho.
On 17.38 by Unknown in    No comments
Pagi hari ini matahari menampakkan sedikit sinarnya dan menyibak kabut pagi tebal khas pegunungan. Kami jalan-jalan pagi untuk mengucapkan selamat pagi matahari Tumpakdoro di atas balkon rumah Bu Bayan. Walaupun belum menjadi sunrise terbaik, namun sinar jingga matahari kali ini cukup membuat cerahnya pagi terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Sarapan pagi ini kami memilih menu pecel, yang bahkan bahan-bahannya tidak ada yang kami beli karena semua sudah tersedia di alam. Seperti biasa tugas sudah terbagi rata saat evaluasi malam kemarin.
Ada yang mewakili ikut perpisahan ke TK, ada yang harus pulang untuk beberapa keperluan, dan tentunya ada yang jaga rumah.

Perpisahan di TK hari ini ramai dengan serangkaian sambutan-sambutan yang membuat kami sedikit kaget karena terlalu banyaknya yang memberi sambutan, jadi seperti lomba sambutan saja. Mulai dari Pak Kades, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Bu Guru, Perwakilam Komite Sekolah, Wali Murid, tim KKN, Tamu Undangan SD, terlebih lagi dari murid TK yang sambutannya paling lucu juga tak mau ketinggalan. Dengan logat khas anak-anak bergigi susu yang tanggal serta gaya "innocent" mereka.

Selesai sambutan, barulah anak-anak menampilkan tarian dan fashion show mereka. Acara dilanjut dengan pengumuman siswa-siswi terbaik dan penyerahan ijazah. Ada cerita lucu ketika penyerahan ijazah. Sherly, putri Ibu Sukarmi mendapat juara II harapan sebagai siswi berprestasi dan maju ke depan mendapat hadiah. Sedangkan Pino, putra Mbak Supin hanya menerima ijazah saja, lalu dengan PD-nya dia berceloteh di depan panggung "loo lha aku kok entok foto tok?", sontak semua orang di dalam ruangan tertawa.

Untuk yang dapat tugas pulang akan selalu mendapat titipan dengan list yang banyak. Hari ini dapat titipan untuk membuat kartu prestasi TPA, mengambil kitab (Ro'sun, Alala dan 'Aqidatul Awam), menyerahkan laporan pipa, mengambil print, ke kampus melihat pengumuman, mampir-mampir ke toko untuk beli titipan teman yang lain.

Bagi yang jaga rumah, ba'da dhuhur mengajar TPA di Rumah Bibi Shafiah dan Masjid Bawah. Malamnya seperti biasa, evaluasi kegiatan hari ini dan merencanakan program untuk besok hari. Malam semakin larut, kabut selalu turun seperti selimut tebal yang mendinginkan Tumpakdoro. Membuat kami semakin nyaman terlelap dalam malam berkabut.

Sabtu, 21 Juni 2014

On 17.53 by Unknown in    No comments
Tumpakdoro Jumat 20 Juni 2014. Gerimis mengawali jumat yang barokah hari ini. Seperti kaimat magis orang tua masih terdengar menggema di langit Tumpakdoro yakni "nek wis kadung udan iso sampek sak uku". Ya sudah, biarkan alam menyelesaikan kalimatnya namun kami harus tetap bekerja.

Pagi itu kami mengantongi beberapa agenda seperti pergi ke TK persiapan perpisahan, membuat kartu prestasi TPA, pergi ke Desa menemui Pak Carek, hingga jaga rumah dan ikut Ibuk rewang ke rumah Mbah Bayan.
Tugas pun terbagi rata dan diterima dengan tanggung jawab.

Tugas ke TK hari ini adalah mendekorasi panggung perpisahan untuk besok Sabtu. Menata kelas yang menjadi aula untuk perpisahan dan membuat banner tulisan.
Untuk acara perpisahan kali ini kelompok #KKN28 bekerja sama dengan kelompok #KKN27 dan #KKN25. Ada yang mendekor, ada yang membersihkan ruang kelas, menata bangku, melatih fashion show anak-anak dan melatih nari untuk acara hiburan saat perpisahan. Persiapan pun semakin meriah karena melihat gelak lucu anak-anak TK yang menari-nari lucu.

Tugas lain hari ini adalah menanyakan tentang Pipa kepada Pak Carek. Tugas ini adalah tugas langsung dari Bupati yakni pendataan kebutuhan pipa yang kurang atau minta diganti untuk sistem irigasi. Dari Pak Carik ternyata yang tau informasi itu adalah Pak Ketua IPAM se-pamongan yakni Pak Abdul Seriantika.

Sampai di rumah pak Abdul ternyata kebutuhan pipa di Tumpakdoro berukuran 3 dim sejauh 2,6 km dari Sumber Do Muleh hingga pipa utama saluran ke rumah- rumah. Pak Abdul bahkan punya wacana untuk mengganti Sumber Do Muleh dengan Sumber yang lebih jauh di dekat air terjun dholo yakni Sumber Ngluruh yang membutuhkan pipa sekitar 16 km.

Tugas lain di rumah adalah seperti biasa bersih-bersih dan hari ini Ibuk pergi 'rewang' di acara tingkepan cucu Mbah Bayan.
Setiap jumat TPA libur karena ba'da sholat jumat ada acara Diba'an Ibu-Ibu. Kami pun cewek-cewek ikut serta dalam acara ini. Mbak Supin, putri Ibu Sukarmi membuka acara yang disusul dengan pembacaan ayat Al-Qur'an oleh Kak Septi.  Diba'an dimana pun itu hampir sama walaupun ada beberapa bagian yang berbeda.


Acara diba' selesai dan pembawa acara meminta salah satu dari kami mewakili untuk sambutan. Kak Tutut pun mewakili sambutan yang intinya berterima kasih sudah diijinkan berada majelis siang itu. Setelah acara diba' selesai adik-adik bilang untuk Bimbel.

Maghrib pun tiba kami sholat di Masjid Baiturrahim dan malamnya kami evaluasi seperti biasa ditemani dengan makan bersama. Sederhana namun penuh canda tawa. Itulah #KKN28.

Jumat, 20 Juni 2014

On 20.11 by Unknown   No comments
Seperti sebuah tantangan tersendiri untuk bangun saat adzan paling istimewa dikumandangkan dan mengambil air wudhu sedingin es batu. Hawa dingin bawah celcius 25 menjadi hal baru yang harus cepat kami adaptasikan dengan kondisi tubuh orang lembah yang biasa panas. 
Subuh hingga pagi disini menjadi sebuah moment tersendiri untuk kami saat duduk melingkar di depan tungku api pengusir dingin pagi hari. Mata yang terus ingin terpejam, hawa dingin yang menusuk, hangat depan tungku api, serta candaan renyah dari kawan-kawan atau cerita serius dari mereka. Moment pagi hari selalu menawan di Tumpakdoro. 
Pagi ini tidak masak karena sayur semalam masih lumayan banyak ditambah dengan Ibuknya masak "Bobor Godong Telo" membuat pagi hari ini tidak terlalu ribet dengan urusan dapur. Kami pun berniat untuk jalan-jalan ke tegil bersama. 

Jalan-Jalan Pagi ke Tegil
Alam Pagi Tumpakdoro, Jajaran Pegunungan Wilis

Beceknya jalan sisa hujan semalam, kabut tebal pagi hari, kicauan burung pagi, suara aliran air dan percikan embun yang tertinggal di dedaunan menemani jalan-jalan pagi hari ini. Sayang matahari masih bersembunyi di mendung dan kabut menghasilkan gradasi warna orange samar diantara bebukitan dan pucuk pohon pinus. Kami jalan-jalan di sepanjang jalan menuju tegil. Di sisi kiri jalan terdapat sungai kecil yang mengalir deras dan dingin. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami menemukan spot yang tepat untuk melihat landscape perbukitan tumpakdoro. Seperti tak ada habis-habisnya jajaran pegunungan wilis membentuk tingkatan-tingkatan bukit yang indah.
Pukul 07.00 kami sampai di rumah posko #KKN28 dengan kondisi sandal kami yang 'gimbal' tanah merah akibat becek hujan. Setelah sarapan bersama kami siap-siap dengan agenda kami masing-masing. 4 anak ikut pembekalan II di Masjid Kemuning, dan sisanya pergi ke TK untuk membantu mempersiapkan perpisahan. 
Pembekalan KKN II di Masjid Kemuning

Pembekalan KKN II ini adalah terusan dari pembekalan KKN selama 2 hari Mei lalu, namun pembekalan kali ini membahas tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid dan Pelaporan Audiovisual. Acara pembekalan dimulai pukul 10.00 sampai 12.00 untuk sesi materi pemberdayaan masyarakat berbasis masjid dan pukul 13.00 sampai 14.30 pelatihan Audiovisual untuk laporan KKN dengan video. 
Untuk teman-teman yang di rumah karena TPA libur, maka agenda siang hari adalah masak setelahnya menemani adek-adek membaca buku dan bermain. Ba'da maghrib meneruskan silaturahmi ke tetangga dan setelah semua berkumpul makan malam serta rapat evaluasi seperti biasa. Malam ini rapat evaluasi berdurasi sedikit panjang karena setelah pembekalan tadi pagi kami mendapat banyak masukan untuk memperbaiki program-program menjadi lebih baik.
On 19.56 by Unknown   No comments
Sisa hujan semalam menghadirkan hawa pagi yang sejuk nan menusuk namun mendamaikan. Dua pagi di Tumpakdoro, namun matahari terbit pagi belum juga mau menampakkan senyumnya kepada kami peserta #KKN28. Seperti biasa, pagi hari kami semua sibuk di dapur. Walau sudah dibagi dua kelompok piket masak dan bersih-bersih namun kami semua selalu 'tumplek blek' di dapur untuk memasak bersama walaupun sebenarnya hanya beberapa saja yang memasak. Namun moment berkumpul berkumpul selalu ada untuk bercanda bersama. 

Dapur tempat kami menghangatkan badan saat subuh di tengah dinginnya Tumpakdoro

Selesai masak kami bersiap untuk pergi ke SD dan anjangsana ke beberapa kelompok bawah. Kami ke SD Pamongan II untuk bersilaturahmi dan bertanya tentang info kegiatan pembelajaran. Namun ternyata SD sedang ada perpisahan dan minggu depan kegiatan belajar pembelajaran sudah libur. Pak Kepala Sekolah berkata sudah tidak ada lagi kegiatan belajar, libur 3 minggu masuk lagi seminggu untuk Pondok Ramadhan. Kami pun diminta untuk mengisi program pondok romadhon nanti. 
Selesai berbincang dengan kepala sekolah, kami pergi anjangsana ke kelompok bawah mulai dari kelompok 27, 26, 25, 24 dan 23 yang satu pos dengan pos lain berjarak lumayan dekat namun juga jauh. Dari anjangsana beberapa kelompok tadi kami berkesimpulan, bahwa betapa beruntungnya kelompok 28 yang full sinyal karena semakin bawah sinyal semakin susah. Dengan anjangsana juga, kami dapat berbagai informasi hingga studi komparasi masing-masing program, menambahi yang belum ada, membenahi apa yang belum tepat. Yang penting Lagi adalah dapat makanan dari setiap posko yang artinya menghemat pengeluaran makanan. Hahaa.. 
Posko 27 menjadi posko terakhir tujuan kami, dan kami pun beranjak pulang karena teman-teman posko 24 sudah menunggu di posko rumah kami. Pukul 02.30 adalah jadwal mengajar TPA di rumah Bibi. Yang bertugas hari ini adalah kak Tutut dan kak Septi. Setelah 'nyemak ngaji' IQRO' dan Al-Qur'an adik-adik selesai acara selanjutnya adalah hafalan doa-doa seperti doa keselamatan, doa iftitah, doa makan, tidur, dan lain-lain. 
Belasan adik-adik yang ngaji terlihat antusias untuk belajar dengan mau-nya mereka hafalan satu-satu doa iftitah walaupun banyak yang masih malu-malu. Sepulang TPA seperti biasa adik-adik ikut pulang ke posko untuk membaca buku atau hanya sekedar bermain-main dengan kakak-kakak. Satu hal yang mengharukan kami temukan saat salah satu anak mengatakan, "kak, aku nanti ingin jadi KKN" mereka tidak paham sepenuhnya makna KKN namun dengan polosnya mereka mengatakan demikian. 
Silaturahmi ke rumah warga


Ba'da maghrib, kami meneruskan silaturahmi ke tetangga dekat. Tujuan kami hari ini adalah ke Pak RW dan Mbah Bayan. Dari silaturahmi kami jadi tau sejarah nama Tumpakdoro dan segala hal yang tak akan bisa ditemukan dalam catatan tulisan dan hanya lewat lisan. Kalau ada kesempatan insyaAllah penulis akan menuliskannya. Dan itu cerita hari ketiga #KKN28.

Selasa, 17 Juni 2014

On 23.50 by Unknown   No comments

Pagi hari yang mendung. Berharap bertemu sunrise dipagi pertama #KKN28 namun awan ternyata bergelayut di langit timur menghalangi matahari untuk menampakkan keindahan sinar terbitnya. Namun pagi ini masih tetap syahdu.

Pukul 03.30 kamar cewek #KKN28 sudah ramai dengan perbincangan soal dinginnya air pagi hari di Tumpakdoro. Wudhu pun mengawali pembasuhan diri dengan air sedingin air es kutub utara.
Matahari pun semakin meninggi walau mendung menutupi, perlahan mendung tersibak dan alam tumpakdoro pun tampak menawan di pagi hari.

Anak-anak dusun sudah tiba sebelum matahari muncul, mengajak kami semua bermain-main dengan bolanya dan lari-lari bercanda tawa. Selagi beberapa bermain bola, beberapa diantara kami bersiap untuk menyiapkan sarapan pagi. Sebagian pergi ke toko kelontong untuk membeli bahan masakan, sebagian lagi membantu Bu Sukarmi memetik sayur Gondes untuk dioseng. Menu sarapan #KKN28 hari ini adalah Tahu Sambal Kecap dan untuk makan siang Oseng Gondes dan Sawi Putih.

Minggu pertama #KKN28 rencananya adalah silaturahmi ke warga sekitar, merancang program, mengenal karakteristik warga sekitar dan memetakan problem yang ada di masyakat. Seminggu awal jadi terasa begitu santai karena belum harus terlalu tertib dengan program.

Dan pagi hari kedua ini pun kami sepakat untuk ikut pergi ibuk ke Tegil atau Sawah.
Kami ber-delapan berangkat bersama ibuk menuju Tegil. Jalan setapak, tanah merah nan licin, jalan naik turun, melewati beberapa jembatan kayu dengan sungai kecil dibawahnya, pemandangan alam spektakuler pegunungan lereng Wilis serta segarnya hawa gunung nan sejuk. Jalanan naik turun menjadi seperti tamasya tersendiri buat kami.



Tegil ibuk berada di bukit sebrang dari bukit perkampungan Tumpakdoro jadi jalannya memang agak jauh. Sesampainya di tegil kami para cewek mencari daun singkong untuk dimasak besok dan cowok mencari kayu bakar. Ibuk juga memetik pisang marlin di tegilnya jadi kami berdelapan yang ikut membawa satu-satu segala yang telah kita cari di tegil-nya ibuk.

Pada saat berangkat turun kami bersemangat namun saat kembali kami sangat-sangat merasa capek karena jalanan yang menanjak sangat ekstrim serta barang bawaan kami yang lumayan berat. Kayu Bakar 3 talian, Pisang Marlin satu tundun dan beberapa ikat daun singkong. Kami pun harus beberapa kali istirahat saking capeknya naik serta jauh namun pemandangan hijau berhasil menyihir hilang rasa capai yang dirasa.

Mungkin inilah salah satu rahasia penduduk Tumpakdoro yang kuat jalan kaki dan kuat membawa beban berat baik perempuan maupun laki-lakinya. Mereka berdamai dengan alam, mengerti keadaan alam dan menjaga alam.

Sepulang dari tegil kedelapan orang beristirahat, ada yang tidur-tiduran ada yang bercerita tentang apapun di dapur. Cukup beristirahat kami bersiap untuk pergi mengajar ke TPA namun ada tamu dari kelompok 27 yang datang. Otomatis kami menyambut mereka dulu seadanya dan saling bercerita tentang program masing-masing untuk komparasi.

Setengah tiga kami bersiap pergi ke TPA dan disana ternyata anak- anak sudah mulai mengaji Fasholatan. Kami berkenalan satu-satu dan anak-anak pun malu-malu memperkenalkan diri satu persatu. Hari ini kami belum mulai mengajar ngaji masih perkenalan dan tanya-tanya pemilik rumah yang anak-anak memanggilnya Bibi.

Taman Baca #KKN28, Buku-Buku oleh Blogger Hibah Buku

Selesai ngobrol selesai perkenalan kami berpamitan untuk pulang dan anak-anak kebanyakan ikut kami pulang ke posko #KKN28. Salah satu program kami adalah Taman Baca #KKN28 yang buku-bukunya berasal dari bantuan Blogger Hibah Buku yang mei lalu mengadakan acara di Kebonrejo Kelud. Blogger Kediri diminta untuk mendistribusikan buku-buku sisa hibah buku di kelud ke SD-SD di Kediri.

Karena #KKN28 mempunyai program Taman Baca yang akhirnya buku-buku disumbangkan ke SD-SD di Tumpakdoro, jadilah buku tersebut dipakai untuk program KKN28 atas ijin Mbak Anazkia.
Anak-anak belajar membaca buku cerita yang ada, ada yang sudah lancar baca, ada yang masih kebingungan membuka-buka gambarnya saja.

Beberapa saat kemudian adzan maghrib pun menggema. Anak-anak pamitan pulang dan kami pun sholat berjamaah di Masjid Baitur Rohmah Tumpakdoro.

Hujan pun mulai turun dengan derasnya. Rencana, habis maghrib kami sowan ke beberapa rumah warga sekitar, karena hujan kami hanya stay di rumah dan akhirnya evaluasi sampai malam hari. Hujan pun masih turun dan menemai kami pergi tidur. Bismillah.
On 23.25 by Unknown in    No comments
Kuliah Kerja Nyata 2014 STAIN Kediri dimulai hari ini. Segala perasaan hadir dalam hati masing-masing peserta KKN. Senang karena tanda liburan telah tiba, mungkin juga susah karena harus meninggalkan segala kewajiban di rumah.

Pagi ini seluruh peserta KKN berkumpul di Gedung Sport Center STAIN Kediri untuk acara pelepasan. Di undangan tertulis pukul 06.30 harus sudah dimulai namun sampai setengah 8 acara pun belum juga dimulai. Lamanya menunggu membuat semua peserta mempunyai kesempatan untuk sekedar saling sapa dengan teman, berfoto bersama, ada yang berlama-lama duduk dengan orang tua yang mengantar, ada pula yang masih kebingungan mengurusi barang-barang bawaan selama 40 hari.

Alhamdulillah, kelompok #KKN28 sudah tinggal "nggowo awak tok" hari ini karena semua barang-barang sudah diangkut sehari sebelum hari ini. Aah, namun masih saja ada beberapa barang yang belum terbawa.

Sekitar jam 8 upacara pelepasan dimulai secara formal dengan jajaran DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) serta panitia KKN yang berdiri rapih di depan 578 peserta KKN. Sambutan demi sambutan menegaskan kembali tujuan dan tugas seluruh peserta yang akan dijalani selama 40 hari ke depan.

Upacara pun selesai dengan tepuk tangan meriah dari semua peserta. Upacara yang membosankan membuat tepuk tangan itu bermakna "Oh God, thanks it's over!". Setelah upacara selesai semua peserta makan bersama di Sport Center. Inilah pemandangan indah di hari pertama KKN. "Tahun ini semuanya berkumpul untuk berangkat KKN bersama insyaAllah tahun depan berkumpul bersama untuk Wisuda" doa dalam hati pun terpanjatkan dengan kalimat terakhir, aamiin yaa Allah yaa robbal 'alamin.

Sekitar pukul 09.00 pagi semua peserta berangkat menuju kantor kecamatan masing-masing. kelompok #KKN28 pun menuju Kantor Kecamatan Mojo di Mojo. Panas pagi yang terik tak menghalangi semangat sekitar 200an peserta KKN di kecamatan Mojo. walaupun dalam hati seluruh peserta pasti menggerutu akibat panas dan wajib memakai almamater hijau yang menambah panas semakin panas.

Sambutan Pak Camat yang mengatakan bahwa kehadiran peserta KKN STAIN Kediri sangat ditunggu masyrakat menambah semangat peserta untuk mengabdi. Tak lupa Pak Camat menegaskan lagi bahwa Medan dukuh Tumpakdoro adalah masih menjadi medan terberat dibanding dusun lain di Desa Pamongan karena merupakan dusun terakhir dari Desa Pamongan.

Acara penyambutan di Kecamatan pun selesai, dilanjutkan perjalanan menuju posko masing-masing. Dan kelompok #KKN28 masih berjuang dengan medan sulitnya. Jalanan menanjak dan berbatu menjadi pemandangan tersendiri sebagai sebuah perjuangan lain yang harus ditempuh oleh #KKN28.
semua orang bilang, itu namanya benar-benar KKN!



Sesampainya di rumah #KKN28 di rumah Bapak Jito, semuanya berkemas, menata kamar masing-masing, menata semua yang sudah dipacking dari rumah untuk dijadikan stay permanen sementara selama 40 hari kedepan.

Setelah semuanya beres, berpindah ke dapur untuk masak makan siang. Makan siang pertama #KKN28 hari ini adalah oseng mie, sambal bawang lauk kerupuk udang yang dibeli sekarung. Sungguh nikmat karena adanya kebersamaan.

Ashar pun tiba, kami pun melanjutkan beres-beres segala yang belum terbereskan. Ba'da maghrib, kami pun sowan ke Pak Kyai Dusun Tumpakdoro, Pak.RT serta Pak Bayan sebagai silaturahmi awal kami di dusun mereka.


Aah, sungguh capek namun sangat berkesan dengan segala perasaan yang terbawa. Malam pun ditutup sempurna dengan masak dan makan bersama Nasi Goreng yang dimasak sendiri, tentunya bersama-sama dan penuh canda tawa.

Rabu, 11 Juni 2014

On 21.40 by Unknown in    No comments
Catatan ini berawal dari masa-masa akhir semester VI yang penuh dengan kepenatan. Tugas-tugas yang menggila dan ujian-ujian yang berhasil mengernyitkan dahi mahasiswa menjadi lagu lama mahasiswa-mahasiswa semi-tingkat akhir di STAIN Kediri . Belum berakhir euforia akhir-akhir semester VI, datanglah pengumuman-pengumuman tentang KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang sejenak melegakan. Pertanda tugas-tugas yang menumpuk akan segera berakhir.

Pengumuman, Sosialisasi KKN, Pembekalan KKN, Survey tempat, hingga segala persiapan mewarnai perjalanan menuju 40 hari KKN nanti. KKN STAIN Kediri tahun ini berada di tiga daerah di Kediri yakni Banyakan, Puncu dan Mojo. Sebanyak 578 mahasiswa dari berbagai jurusan disebar di 6 desa yang kesemuanya jauh dari peradaban kota, walaupun ada beberapa desa yang sudah maju namun banyak desa yang masih terpencil dan jauh dari radius kota Kediri.

Catatan ini akan menceritakan bagaimana perjuangan 40 hari KKN kelompok 28 di daerah paling terakhir, di posko Mojo paling pucuk, di dusun pungkasan. Dukuh Tumpakdoro, Desa Pamongan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Dukuh #KKN28 ini berjarak sekitar 27 km dari Kota Kediri.

Jauhnya tempat, terpencilnya desa, dinginnya hawa Lereng timur Gunung Wilis, susahnya medan, kehidupan masyarakat yang berdamai dengan alam, indahnya hamparanm pemandangan akan menemani #KKN28 dalam 40 ke depan. Ini adalah masih sebuah awal.

Pemandangan Memukau di Tumpakdoro

Susahnya Medan Masuk Dukuh Tumpakdoro

Penduduk Tumpakdoro dari 'Tegil'

Mushola Tumpakdoro