Catatan 40 hari #KKN28 Tumpakdoro

Selasa, 17 Juni 2014

On 23.50 by Unknown   No comments

Pagi hari yang mendung. Berharap bertemu sunrise dipagi pertama #KKN28 namun awan ternyata bergelayut di langit timur menghalangi matahari untuk menampakkan keindahan sinar terbitnya. Namun pagi ini masih tetap syahdu.

Pukul 03.30 kamar cewek #KKN28 sudah ramai dengan perbincangan soal dinginnya air pagi hari di Tumpakdoro. Wudhu pun mengawali pembasuhan diri dengan air sedingin air es kutub utara.
Matahari pun semakin meninggi walau mendung menutupi, perlahan mendung tersibak dan alam tumpakdoro pun tampak menawan di pagi hari.

Anak-anak dusun sudah tiba sebelum matahari muncul, mengajak kami semua bermain-main dengan bolanya dan lari-lari bercanda tawa. Selagi beberapa bermain bola, beberapa diantara kami bersiap untuk menyiapkan sarapan pagi. Sebagian pergi ke toko kelontong untuk membeli bahan masakan, sebagian lagi membantu Bu Sukarmi memetik sayur Gondes untuk dioseng. Menu sarapan #KKN28 hari ini adalah Tahu Sambal Kecap dan untuk makan siang Oseng Gondes dan Sawi Putih.

Minggu pertama #KKN28 rencananya adalah silaturahmi ke warga sekitar, merancang program, mengenal karakteristik warga sekitar dan memetakan problem yang ada di masyakat. Seminggu awal jadi terasa begitu santai karena belum harus terlalu tertib dengan program.

Dan pagi hari kedua ini pun kami sepakat untuk ikut pergi ibuk ke Tegil atau Sawah.
Kami ber-delapan berangkat bersama ibuk menuju Tegil. Jalan setapak, tanah merah nan licin, jalan naik turun, melewati beberapa jembatan kayu dengan sungai kecil dibawahnya, pemandangan alam spektakuler pegunungan lereng Wilis serta segarnya hawa gunung nan sejuk. Jalanan naik turun menjadi seperti tamasya tersendiri buat kami.



Tegil ibuk berada di bukit sebrang dari bukit perkampungan Tumpakdoro jadi jalannya memang agak jauh. Sesampainya di tegil kami para cewek mencari daun singkong untuk dimasak besok dan cowok mencari kayu bakar. Ibuk juga memetik pisang marlin di tegilnya jadi kami berdelapan yang ikut membawa satu-satu segala yang telah kita cari di tegil-nya ibuk.

Pada saat berangkat turun kami bersemangat namun saat kembali kami sangat-sangat merasa capek karena jalanan yang menanjak sangat ekstrim serta barang bawaan kami yang lumayan berat. Kayu Bakar 3 talian, Pisang Marlin satu tundun dan beberapa ikat daun singkong. Kami pun harus beberapa kali istirahat saking capeknya naik serta jauh namun pemandangan hijau berhasil menyihir hilang rasa capai yang dirasa.

Mungkin inilah salah satu rahasia penduduk Tumpakdoro yang kuat jalan kaki dan kuat membawa beban berat baik perempuan maupun laki-lakinya. Mereka berdamai dengan alam, mengerti keadaan alam dan menjaga alam.

Sepulang dari tegil kedelapan orang beristirahat, ada yang tidur-tiduran ada yang bercerita tentang apapun di dapur. Cukup beristirahat kami bersiap untuk pergi mengajar ke TPA namun ada tamu dari kelompok 27 yang datang. Otomatis kami menyambut mereka dulu seadanya dan saling bercerita tentang program masing-masing untuk komparasi.

Setengah tiga kami bersiap pergi ke TPA dan disana ternyata anak- anak sudah mulai mengaji Fasholatan. Kami berkenalan satu-satu dan anak-anak pun malu-malu memperkenalkan diri satu persatu. Hari ini kami belum mulai mengajar ngaji masih perkenalan dan tanya-tanya pemilik rumah yang anak-anak memanggilnya Bibi.

Taman Baca #KKN28, Buku-Buku oleh Blogger Hibah Buku

Selesai ngobrol selesai perkenalan kami berpamitan untuk pulang dan anak-anak kebanyakan ikut kami pulang ke posko #KKN28. Salah satu program kami adalah Taman Baca #KKN28 yang buku-bukunya berasal dari bantuan Blogger Hibah Buku yang mei lalu mengadakan acara di Kebonrejo Kelud. Blogger Kediri diminta untuk mendistribusikan buku-buku sisa hibah buku di kelud ke SD-SD di Kediri.

Karena #KKN28 mempunyai program Taman Baca yang akhirnya buku-buku disumbangkan ke SD-SD di Tumpakdoro, jadilah buku tersebut dipakai untuk program KKN28 atas ijin Mbak Anazkia.
Anak-anak belajar membaca buku cerita yang ada, ada yang sudah lancar baca, ada yang masih kebingungan membuka-buka gambarnya saja.

Beberapa saat kemudian adzan maghrib pun menggema. Anak-anak pamitan pulang dan kami pun sholat berjamaah di Masjid Baitur Rohmah Tumpakdoro.

Hujan pun mulai turun dengan derasnya. Rencana, habis maghrib kami sowan ke beberapa rumah warga sekitar, karena hujan kami hanya stay di rumah dan akhirnya evaluasi sampai malam hari. Hujan pun masih turun dan menemai kami pergi tidur. Bismillah.

0 komentar:

Posting Komentar