Minggu, 29 Juni 2014
Satu hari menjelang ramadhan. Berbagai penyambutan selalu dilakukan semua umat muslim, tak terkecuali muslim di Tumpakdoro. #KKN28 hari ini pun ikut serta menyambut ramadhan bersama warga dengan segala istiadatnya.
Pagi hari kami melakukan bersih-bersih hingga masak pagi untuk terakhir kalinya sebelum ramadhan tiba. Sebenarnya hari ini kami mempunyai jadwal untuk Ekspedisi Pancuran Songo, sebuah tempat yang disana ada patung yang memancarkan air, namun karena mendadaknya rencana kami tidak jadi pergi kesana dan memilih untuk stay di rumah membantu Ibuk Sukarmi mempersiapkan Megengan nanti sore.
Ada yang unik dengan tradisi megengan disini. Dalam berkat megengannya ada satu ayam yang kalau di rumah kami diingkung, namun disini disuji atau dibakar. Jadi sebelum dimasak, ayam di belah jadi dua, ditusuk lalu dibakar diatas bara api. Kata Ibuknya, kalau masak ayam megengan namun tidak suji, sama seperti makan ayam yang tidak dimasak matang.
Ada tradisi unik pula tentang Sesajen di Tumpakdoro. Masyarakat pegunungan disini masih mempunyai hubungan sangat dekat dengan para leluhur sehingga sebelum ramadhan dan sebelum lebaran selalu membuat Sesajen. Seperti menyediakan makanan dan minuman kebanyak leluhur yang sudah meninggal.
Kalau di rumah Ibu Sukarmi ada 18 leluhur jadilah jumlah piring juga ada 18. Kopi pun diseduhkan sebanyak 18 gelas kopi. Ada beberapa leluhur yang meninggal saat masih kecil, jadi disiapkan piring tersendiri serta makanan yang mudah dijangkau oleh anak-anak.
Karena sesajennya ditaruh di meja. Dalam seperangkat sesajen, selain makanan dan minuman ada pula Tempat Kinang serta isinya seperti Daun Sirih, Tembakau, Pinang, Rokok dan bahan lain untuk "Nginang". Saat ditanya tentang maksud Sesajen ini, Pak Jito menjawab bahwa semua ini hanyalah dalam rangka menjalankan tradisi yang sudah turun temurun.
Dalam tradisi megengan ada satu jajanan khas yang tidak pernah ketinggalan pada serangkaian berkat dari megengan yakni kue apem yang sebenarnya membawa filosofi saling memaafkan satu sama lain karena kata dasar dari kue apem adalah berasal dari bahasa arab 'afhum' yang berarti memaafkan. Jadilah tradisi megengan seperti sebuah acara untuk menyambut bulan ramadhan serta ajang saling memaafkan antar sesama muslim. Selain itu juga untuk mengungkapkan rasa syukur atas rejeki yang diberikan oleh Allah dengan berbagi makanan satu sama lain.
Ba'da ashar, Pak Jito dan beberapa anak cowok #KKN28 ikut megengan yang dilaksanakan di rumah Pak RT. Karena besok puasa pertama jadilah malam ini dilaksanakan sholat tarawih di Masjid. Ibuk bilang sebelum isya' harus sudah berangkat karena kalau awal-awal puasa semua orang selalu tumplek blek untuk ikut tarawih. Dan ternyata benar, masjid sudah penuh dengan orang padahal adzan isya' belum dikumandangkan.
Sholat tarawih dilaksanakan sebanyak 23 rakaat dengan 3 rakaat witir.
Setelah tarawih sebenarnya ada jadwal tadarus di Masjid namun kami memilih untuk melanjutkan silaturahmi di rumah Pak Surani. Bisa dibilang Pak Surani adalah Juru Kunci Pegunungan Wilis yang juga sebagai penemu beberapa air terjun seperti Air Terjun Dholo, Irenggolo dan Parijotho.
Beliau cerita banyak mengenai sejarah dukuh Tumpakdoro (InsyaAllah akan kami ceritakan dalam Sejarah Tumpakdoro). Pak Surani sangat menyambut kami bahkan kami diminta untuk makan malam di rumah beliau walaupun sebenarnya kami sudah kenyang makan berkat megengan tadi, namun sedikit-sedikit kami tetap makan untuk menghormati.
Sekitar pukul 09.00 malam kami pun berpamitan dan sesampainya di rumah kami melakukan evaluasi seperti setiap malamnya. Marhaban Yaa Ramadhan.
Kami disini siap untuk menyambutmu.
Sabtu, 28 Juni 2014
Karena khataman terlalu cepat selesai, jadilah ketika sampai juz 22 dibaca dan disemak bersama-sama. Lalu sekitar pukul 03.30 barulah khatam. Sebelumnya, jam 07.00an pagi tadi saat kami ngaji, kak Tutut, mendapat kabar bahwa salah satu kerabat dekatnya meninggal, Minyin. Tak lupa kami pun berdoa bersama mendoakan tempat yang terbaik untuk Minyin-nya. Kami berempat pun pulang dan dibawai berkat satu-satu yang di dalamnya ada amplop. Kami merasa lucu mendapat amplop padahal hanya ngaji saja.
Acara Pengajian dimulai pukul 07.30 malam dengan pembawa acara dari #KKN28, Ubet. Lantunan qiroah diwakili dari Remaja Masjid. Sambutan kelompok #KKN28 diwakili oleh Izzud yang menyampaikan visi misi #KKN28 dan juga permintaan bimbingannya kepada #KKN28 dari masyarakat Tumpakdoro. Sambutan selanjutnya adalah dari Pak Kyai Sukirno yang intinya menyampaikan tentang Hikmah Ramadhan.
Kamis, 26 Juni 2014
Rabu, 25 Juni 2014
Sore tiba diiringi dengan hujan yang tiba juga hingga malam hari. Anak-anak pun masih juga datang untuk bimbel yang datang dengan baju basah kuyup. Rencana ba'da maghrib kami melanjutkan silaturahmi ke rumah-rumah tetangga namun hujan masih mengguyur jadilah kami membaca Tilawatil Qur'an bersama-sama dan menjadikannya sebagai agenda rutin hingga ketika nanti genap 40 hari di sini, saat akhir-akhir kami mengadakan khataman penutupan.
Sedangkan cewek-cewek di rumah bersih-bersih dan juga masak seperti biasa. Karena hari cerah, hari ini kami menjemur kasur-kasur dan bantal-bantal.
Senin, 23 Juni 2014
Kami pun langsung "ciblung" dalam air yang super jernih dan super dingin.
"Mana sih air terjunnya?" salah satu teman nyeletuk begitu saja dan ternyata air terjunnya ada di balik tebing yang tak telihat dari tempat kami turun. Subhanallah!! Air terjun yang cukup deras mengalir indah dari ketinggian sekitar 50 meter. Kata Erika, ini masih Air Terjun tingkat satu dan masih ada 9 tingkat lagi!
Kami pun membuka bekal Nasi Goreng yang kami bungkus dengan daun pisang di pinggir sungai. disusul beberapa menit kemudian sampailah rombongan dari kelompok KKN Mojo lainnya. Setelah kurang lebih satu jam, pukul 11.00 kami #KKN28 memutuskan untuk kembali ke posko karena malamnya ada agenda diba'an dan jam 14.00 harus ke Bibi untuk ngajar TPA.
Perjalanan pun kami tempuh selama 2 jam, karena capeknya berjalan kaki dengan jalan yang menanjak sangat ekstrim. Jam 13.00 kami sampai di posko dengan satu kata "gemporrrr" !! Tapi begitulah hukum alam, untuk melihat keindahan harus bertemu dulu dengan kesusahan.
Ba'da Isya' kami bersiap untuk ikut Diba'an Remaja. Walaupun capeknya minta ampun kami semua tetap berangkat. Ada yang unik dalam konsep Diba'an Remaja di Tumpakdoro ini. Kalau biasanya diba'an hanya menyanyi saja dan ada aturan untuk kalimat yang dibaca, namun diba'an malam ini lebih mirip dengan rebana'an. Jadi setiap orang berhak memilih lagu seperti Alfu Salam, Yaa Imamar Rusli, Yaa Nabi Salam dan remaja putra yang menabuh rebananya.
Rasa capek dan kantuk pun seakan hilang karena irama yang membuat semangat hingga tak terasa jam 22.00 baru selesai. Kami berjalan pulang dan langsung istirahat karena sangat capeknya badan.
Terima kasih untuk hari ini Allah, Kau tunjukkan lagi kebesaran-Mu lewat alam-Mu di Parijotho.
Sarapan pagi ini kami memilih menu pecel, yang bahkan bahan-bahannya tidak ada yang kami beli karena semua sudah tersedia di alam. Seperti biasa tugas sudah terbagi rata saat evaluasi malam kemarin.
Ada yang mewakili ikut perpisahan ke TK, ada yang harus pulang untuk beberapa keperluan, dan tentunya ada yang jaga rumah.
Perpisahan di TK hari ini ramai dengan serangkaian sambutan-sambutan yang membuat kami sedikit kaget karena terlalu banyaknya yang memberi sambutan, jadi seperti lomba sambutan saja. Mulai dari Pak Kades, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Bu Guru, Perwakilam Komite Sekolah, Wali Murid, tim KKN, Tamu Undangan SD, terlebih lagi dari murid TK yang sambutannya paling lucu juga tak mau ketinggalan. Dengan logat khas anak-anak bergigi susu yang tanggal serta gaya "innocent" mereka.
Selesai sambutan, barulah anak-anak menampilkan tarian dan fashion show mereka. Acara dilanjut dengan pengumuman siswa-siswi terbaik dan penyerahan ijazah. Ada cerita lucu ketika penyerahan ijazah. Sherly, putri Ibu Sukarmi mendapat juara II harapan sebagai siswi berprestasi dan maju ke depan mendapat hadiah. Sedangkan Pino, putra Mbak Supin hanya menerima ijazah saja, lalu dengan PD-nya dia berceloteh di depan panggung "loo lha aku kok entok foto tok?", sontak semua orang di dalam ruangan tertawa.
Bagi yang jaga rumah, ba'da dhuhur mengajar TPA di Rumah Bibi Shafiah dan Masjid Bawah. Malamnya seperti biasa, evaluasi kegiatan hari ini dan merencanakan program untuk besok hari. Malam semakin larut, kabut selalu turun seperti selimut tebal yang mendinginkan Tumpakdoro. Membuat kami semakin nyaman terlelap dalam malam berkabut.
Sabtu, 21 Juni 2014
Pagi itu kami mengantongi beberapa agenda seperti pergi ke TK persiapan perpisahan, membuat kartu prestasi TPA, pergi ke Desa menemui Pak Carek, hingga jaga rumah dan ikut Ibuk rewang ke rumah Mbah Bayan.
Tugas pun terbagi rata dan diterima dengan tanggung jawab.
Tugas ke TK hari ini adalah mendekorasi panggung perpisahan untuk besok Sabtu. Menata kelas yang menjadi aula untuk perpisahan dan membuat banner tulisan.
Tugas lain hari ini adalah menanyakan tentang Pipa kepada Pak Carek. Tugas ini adalah tugas langsung dari Bupati yakni pendataan kebutuhan pipa yang kurang atau minta diganti untuk sistem irigasi. Dari Pak Carik ternyata yang tau informasi itu adalah Pak Ketua IPAM se-pamongan yakni Pak Abdul Seriantika.
Sampai di rumah pak Abdul ternyata kebutuhan pipa di Tumpakdoro berukuran 3 dim sejauh 2,6 km dari Sumber Do Muleh hingga pipa utama saluran ke rumah- rumah. Pak Abdul bahkan punya wacana untuk mengganti Sumber Do Muleh dengan Sumber yang lebih jauh di dekat air terjun dholo yakni Sumber Ngluruh yang membutuhkan pipa sekitar 16 km.
Tugas lain di rumah adalah seperti biasa bersih-bersih dan hari ini Ibuk pergi 'rewang' di acara tingkepan cucu Mbah Bayan.
Acara diba' selesai dan pembawa acara meminta salah satu dari kami mewakili untuk sambutan. Kak Tutut pun mewakili sambutan yang intinya berterima kasih sudah diijinkan berada majelis siang itu. Setelah acara diba' selesai adik-adik bilang untuk Bimbel.
Maghrib pun tiba kami sholat di Masjid Baiturrahim dan malamnya kami evaluasi seperti biasa ditemani dengan makan bersama. Sederhana namun penuh canda tawa. Itulah #KKN28.
Jumat, 20 Juni 2014
Subuh hingga pagi disini menjadi sebuah moment tersendiri untuk kami saat duduk melingkar di depan tungku api pengusir dingin pagi hari. Mata yang terus ingin terpejam, hawa dingin yang menusuk, hangat depan tungku api, serta candaan renyah dari kawan-kawan atau cerita serius dari mereka. Moment pagi hari selalu menawan di Tumpakdoro.
Pagi ini tidak masak karena sayur semalam masih lumayan banyak ditambah dengan Ibuknya masak "Bobor Godong Telo" membuat pagi hari ini tidak terlalu ribet dengan urusan dapur. Kami pun berniat untuk jalan-jalan ke tegil bersama.
Jalan-Jalan Pagi ke Tegil |
Alam Pagi Tumpakdoro, Jajaran Pegunungan Wilis |
Beceknya jalan sisa hujan semalam, kabut tebal pagi hari, kicauan burung pagi, suara aliran air dan percikan embun yang tertinggal di dedaunan menemani jalan-jalan pagi hari ini. Sayang matahari masih bersembunyi di mendung dan kabut menghasilkan gradasi warna orange samar diantara bebukitan dan pucuk pohon pinus. Kami jalan-jalan di sepanjang jalan menuju tegil. Di sisi kiri jalan terdapat sungai kecil yang mengalir deras dan dingin. Setelah berjalan cukup jauh akhirnya kami menemukan spot yang tepat untuk melihat landscape perbukitan tumpakdoro. Seperti tak ada habis-habisnya jajaran pegunungan wilis membentuk tingkatan-tingkatan bukit yang indah.
Pukul 07.00 kami sampai di rumah posko #KKN28 dengan kondisi sandal kami yang 'gimbal' tanah merah akibat becek hujan. Setelah sarapan bersama kami siap-siap dengan agenda kami masing-masing. 4 anak ikut pembekalan II di Masjid Kemuning, dan sisanya pergi ke TK untuk membantu mempersiapkan perpisahan.
Pembekalan KKN II di Masjid Kemuning |
Pembekalan KKN II ini adalah terusan dari pembekalan KKN selama 2 hari Mei lalu, namun pembekalan kali ini membahas tentang Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid dan Pelaporan Audiovisual. Acara pembekalan dimulai pukul 10.00 sampai 12.00 untuk sesi materi pemberdayaan masyarakat berbasis masjid dan pukul 13.00 sampai 14.30 pelatihan Audiovisual untuk laporan KKN dengan video.
Untuk teman-teman yang di rumah karena TPA libur, maka agenda siang hari adalah masak setelahnya menemani adek-adek membaca buku dan bermain. Ba'da maghrib meneruskan silaturahmi ke tetangga dan setelah semua berkumpul makan malam serta rapat evaluasi seperti biasa. Malam ini rapat evaluasi berdurasi sedikit panjang karena setelah pembekalan tadi pagi kami mendapat banyak masukan untuk memperbaiki program-program menjadi lebih baik.
Dapur tempat kami menghangatkan badan saat subuh di tengah dinginnya Tumpakdoro |
Selesai masak kami bersiap untuk pergi ke SD dan anjangsana ke beberapa kelompok bawah. Kami ke SD Pamongan II untuk bersilaturahmi dan bertanya tentang info kegiatan pembelajaran. Namun ternyata SD sedang ada perpisahan dan minggu depan kegiatan belajar pembelajaran sudah libur. Pak Kepala Sekolah berkata sudah tidak ada lagi kegiatan belajar, libur 3 minggu masuk lagi seminggu untuk Pondok Ramadhan. Kami pun diminta untuk mengisi program pondok romadhon nanti.
Selesai berbincang dengan kepala sekolah, kami pergi anjangsana ke kelompok bawah mulai dari kelompok 27, 26, 25, 24 dan 23 yang satu pos dengan pos lain berjarak lumayan dekat namun juga jauh. Dari anjangsana beberapa kelompok tadi kami berkesimpulan, bahwa betapa beruntungnya kelompok 28 yang full sinyal karena semakin bawah sinyal semakin susah. Dengan anjangsana juga, kami dapat berbagai informasi hingga studi komparasi masing-masing program, menambahi yang belum ada, membenahi apa yang belum tepat. Yang penting Lagi adalah dapat makanan dari setiap posko yang artinya menghemat pengeluaran makanan. Hahaa..
Posko 27 menjadi posko terakhir tujuan kami, dan kami pun beranjak pulang karena teman-teman posko 24 sudah menunggu di posko rumah kami. Pukul 02.30 adalah jadwal mengajar TPA di rumah Bibi. Yang bertugas hari ini adalah kak Tutut dan kak Septi. Setelah 'nyemak ngaji' IQRO' dan Al-Qur'an adik-adik selesai acara selanjutnya adalah hafalan doa-doa seperti doa keselamatan, doa iftitah, doa makan, tidur, dan lain-lain.
Belasan adik-adik yang ngaji terlihat antusias untuk belajar dengan mau-nya mereka hafalan satu-satu doa iftitah walaupun banyak yang masih malu-malu. Sepulang TPA seperti biasa adik-adik ikut pulang ke posko untuk membaca buku atau hanya sekedar bermain-main dengan kakak-kakak. Satu hal yang mengharukan kami temukan saat salah satu anak mengatakan, "kak, aku nanti ingin jadi KKN" mereka tidak paham sepenuhnya makna KKN namun dengan polosnya mereka mengatakan demikian.
Silaturahmi ke rumah warga |
Ba'da maghrib, kami meneruskan silaturahmi ke tetangga dekat. Tujuan kami hari ini adalah ke Pak RW dan Mbah Bayan. Dari silaturahmi kami jadi tau sejarah nama Tumpakdoro dan segala hal yang tak akan bisa ditemukan dalam catatan tulisan dan hanya lewat lisan. Kalau ada kesempatan insyaAllah penulis akan menuliskannya. Dan itu cerita hari ketiga #KKN28.
Selasa, 17 Juni 2014
Pagi hari yang mendung. Berharap bertemu sunrise dipagi pertama #KKN28 namun awan ternyata bergelayut di langit timur menghalangi matahari untuk menampakkan keindahan sinar terbitnya. Namun pagi ini masih tetap syahdu.
Matahari pun semakin meninggi walau mendung menutupi, perlahan mendung tersibak dan alam tumpakdoro pun tampak menawan di pagi hari.
Dan pagi hari kedua ini pun kami sepakat untuk ikut pergi ibuk ke Tegil atau Sawah.
Kami ber-delapan berangkat bersama ibuk menuju Tegil. Jalan setapak, tanah merah nan licin, jalan naik turun, melewati beberapa jembatan kayu dengan sungai kecil dibawahnya, pemandangan alam spektakuler pegunungan lereng Wilis serta segarnya hawa gunung nan sejuk. Jalanan naik turun menjadi seperti tamasya tersendiri buat kami.
Selesai ngobrol selesai perkenalan kami berpamitan untuk pulang dan anak-anak kebanyakan ikut kami pulang ke posko #KKN28. Salah satu program kami adalah Taman Baca #KKN28 yang buku-bukunya berasal dari bantuan Blogger Hibah Buku yang mei lalu mengadakan acara di Kebonrejo Kelud. Blogger Kediri diminta untuk mendistribusikan buku-buku sisa hibah buku di kelud ke SD-SD di Kediri.
Karena #KKN28 mempunyai program Taman Baca yang akhirnya buku-buku disumbangkan ke SD-SD di Tumpakdoro, jadilah buku tersebut dipakai untuk program KKN28 atas ijin Mbak Anazkia.
Anak-anak belajar membaca buku cerita yang ada, ada yang sudah lancar baca, ada yang masih kebingungan membuka-buka gambarnya saja.
semua orang bilang, itu namanya benar-benar KKN!
Ashar pun tiba, kami pun melanjutkan beres-beres segala yang belum terbereskan. Ba'da maghrib, kami pun sowan ke Pak Kyai Dusun Tumpakdoro, Pak.RT serta Pak Bayan sebagai silaturahmi awal kami di dusun mereka.
Aah, sungguh capek namun sangat berkesan dengan segala perasaan yang terbawa. Malam pun ditutup sempurna dengan masak dan makan bersama Nasi Goreng yang dimasak sendiri, tentunya bersama-sama dan penuh canda tawa.
Rabu, 11 Juni 2014
Pemandangan Memukau di Tumpakdoro |
Susahnya Medan Masuk Dukuh Tumpakdoro |
Penduduk Tumpakdoro dari 'Tegil' |
Mushola Tumpakdoro |
Search
Popular Posts
-
Catatan ini berawal dari masa-masa akhir semester VI yang penuh dengan kepenatan. Tugas-tugas yang menggila dan ujian-ujian yang berhasil m...
-
Sisa hujan semalam menghadirkan hawa pagi yang sejuk nan menusuk namun mendamaikan. Dua pagi di Tumpakdoro, namun matahari terbit pagi be...
-
Kuliah Kerja Nyata 2014 STAIN Kediri dimulai hari ini. Segala perasaan hadir dalam hati masing-masing peserta KKN. Senang karena tanda libur...
-
Ahad, 22 Juni 2014. Pagi hari ini secerah perasaan kami #KKN28, karena agenda utama hari ini hanya satu, Ekspedisi Air Terjun Parijotho. Se...
-
Orang sering mengatakan istilah Minggu Tenang, rasanya istilah itu sangat tepat untuk menamai hari minggu ini. Walaupun secara makna, istila...
-
#KKN28 untuk Indonesia. Selasa pagi ini kami bersiap pulang untuk memberikan suara kami untuk Indonesia. Packing sudah kami lakukan sedari k...
-
Seperti kami #KKN28 sudah terbiasa dengan dinginnya hawa dan air es di Tumpakdoro yang terkadang suhu kamar saja mencapai 21 derajat celcius...
-
Matahari di setiap paginya seperti sebuah penanda hari telah berganti. Dan hari ini, pagi yang sangat indah datang menyapa Puncak Tumpakdor...
-
Satu hari menjelang ramadhan. Berbagai penyambutan selalu dilakukan semua umat muslim, tak terkecuali muslim di Tumpakdoro. #KKN28 hari ini ...
-
"Dengan membaca maka kalian akan membuka satu lembar kecil dari luasnya pengetahuan dunia, buku-buku ini akan mengantarkan kalian melih...
Recent Posts
Categories
Blog Archive
-
▼
2014
(27)
-
▼
Juni
(14)
- Catatan Hari Keduabelas
- Catatan Hari Kesebelas
- Catatan Hari Kesepuluh
- Catatan Hari Kesembilan
- Catatan Hari Kedelapan
- Catatan Hari Ketujuh
- Ekspedisi Air Terjun Parijotho
- Catatan Hari Keenam #KKN28
- Catatan Hari Kelima #KKN28
- Catatan Hari Keempat #KKN28
- Catatan Hari Ketiga #KKN28
- Catatan Hari Kedua #KKN28
- Catatan Hari Pertama #KKN28
- Awal Catatan #KKN28 Tumpakdoro
-
▼
Juni
(14)